Dinkes tak menyediakan pelayanan khusus pemukiman kumuh

id kawasan kumuh, tak ada pelayanan khusus kesehatan warga pemukiman kumuh

Dinkes tak menyediakan pelayanan khusus pemukiman kumuh

Sejumlah anak mandi di salah satu anak Sungai Musi di Seberang Ulu I Palembang, Minggu (13/5). Warga enam rukun tetangga di daerah itu sampai kini belum mendapat layanan air bersih dari PDAM Tirta Musi. (Foto antarasumsel.com/Nila Fu'adi)

Palembang  (ANTARA Sumsel) - Dinas Kesehatan Kota Palembang, Sumatera Selatan tak menyediakan layanan khusus kesehatan bagi warga yang tinggal di pemukiman kumuh karena telah mengoperasikan puskesmas pembantu yang tersebar di daerah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang Gema Asiani di Palembang, Senin mengatakan sebanyak 70 pustu dan 39 puskesmas di kota ini dinilai cukup untuk melayani kesehatan masyarakat.

Meski tidak membuat program khusus bidang kesehatan di kawasan kumuh tetapi secara tim mereka juga telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk tindakan preventif dan edukasi bagi warga.

Menurut dia, pustu merupakan salah satu layanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat karena berada di pemukiman dan tiga orang paramedis setiap hari melayani warga.

Sebanyak 70 unit puskemas pembantu (pustu) itu telah beroperasi optimal tidak hanya memberikan pelayanan tercepat ketika warga mengalami gangguan kesehatan tetapi paramedis yang bekerja disana diminta untuk aktif melakukan penyuluhan terkait dengan hidup sehat.

Ia mengatakan, bukan hanya petugas di pustu yang berperan aktif tetapi kader pos pelayanan terpadu (posyandu) yang jumlahnya ribuan orang juga secara rutin setiap bulan melakukan pendampingan kepada warga.

Sebanyak 1.300 posyandu di Kota Palembang sampai kini juga telah berperan penting dalam mendorong terciptanya masyarakat yang sehat bukan hanya tubuh tetapi lingkungan.

Dia menjelaskan, pihaknya optimistis secara bertahap lingkungan dan kesehatan warga kota pempek akan meningkat, apalagi kini pemerintah setempat juga telah membangun berbagai fasilitas pendukung menuju sehat.

Program pemberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan membangun berbagai sarana, seperti perumahan murah dengan lingkungan sehat.

Sementara sejumlah kawasan pemukiman kumuh, seperti di kawasan 35 Ilir dan 5 Ulu sampai kini belum dibenahi, bahkan pola hidup warga di daerah itu sama sekali belum menerapkan hidup sehat.

Sejumlah anak masih sembarangan buang air besar di depan rumah atau menggunakan air kotor untuk mandi dan mencuci. (Nila)