Palembang diproyeksikan menjadi pusat studi rawa dunia

id Pengajar Belanda masalah pengendalian banjir

Palembang diproyeksikan menjadi pusat studi rawa dunia

Prof. Robiyanto Hendro Susanto (Foto Antarasumsel.com/13/Nila Fuadi)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Kota Palembang, Sumatera Selatan diproyeksikan akan menjadi pusat studi rawa di dunia, karena komitmen pemkot setempat bekerja sama dengan Universitas Sriwijaya dan Belanda dalam mengendalikan banjir serta drainase.

Koordinator Program Pusat Data dan Informasi Rawa dan Pesisir Sumatera Selatan yang juga guru besar Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Prof Dr Ir Robiyanto Hendro Susanto, di Palembang, Senin mengatakan dalam jangka beberapa tahun kedepan pihaknya optimistis kota tersebut akan menjadi pusat kajian rawa internasional.

Sejumlah indikator untuk mencapai proyeksi tersebut, seperti komitmen pemkot setempat dan tim ahli pengendalian banjir telah dilaksanakan, katanya.

Menurut dia, kota yang di tengah-tengahnya dialiri Sungai Musi ini dulunya terdiri atas ratusan anak sungai dan mayoritas area merupakan rawa.

Berkembangnya Kota Palembang menghilangkan secara bertahap ratusan anak sungai di daerah itu, tetapi rawa tetap masih bertahan sampai kini.

Ia mengatakan, mengelola rawa dan 19 anak sungai yang kini menjadi saluran air utama telah dilaksanakan pemkot setempat bekerja sama dengan Unsri dan Unesco Belanda.

Secara bertahap mereka meneliti 19 anak sungai dan rawa bagaimana cara mengelola menjadi penampungan air secara optimal.

Dia menjelaskan, hasil penelitian itu menjadi bahan untuk membuat program yang tepat mengendalikan genangan air di Kota "pempek" ini.

Banjir di daerah tersebut disebabkan karena pasang air Sungai Musi, hujan deras dan akibat aliran air dari hulu, seperti Ogan Komering Ilir dan Empat Lawang.

Roby menambahkan, konsep pengendalian banjir sebenarnya sudah diimplementasikan, hanya saja peran aktif masyarakat sangat penting tetapi sampai kini belum berjalan optimal.

Peranan masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran air dan lingkungan dengan tidak membuang sampah menjadi kunci keberhasilan Palembang, mewujudkan kota bebas banjir dan pusat kajian rawa dunia.

Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra mengatakan pemkot tentunya akan bekerja keras mengajak masyarakat terlibat aktif dalam menjaga drainase di daerah itu.

"Proyeksi menjadi pusat studi rawa dunia itu tentunya tidak pernah terealisasi kalau masyarakat belum aktif dalam menjaga kebersihan saluran air," katanya.

Dia menambahkan, tim pengendali banjir di Kota Palembang formasinya sudah sangat memadai apalagi dengan bimbingan, Prof Robiyanto dan bantuan Unesco Belanda.

Namun, meskipun konsep bagus dan tim ahli bekerja keras, kalau masyarakat tak terlibat belum mampu merealisasikan target itu, katanya.