Anak menderita autis orang tua tak boleh panik

id autis, anak menderita autis

Anak menderita autis orang tua tak boleh panik

Anak Penderita autis sedang melakukan latihan gerak. (Foto Antarasumsel.com/13/Feny Sely)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Orang tua yang menemukan anaknya menderita autis  sangat disarankan untuk tidak panik dan fokus untuk bimbingan dan perhatian khusus  bagi si anak.

Ketua Yayasan Bina Autis Mandiri dr. Muniyati Ismail di Palembang, Selasa menjelaskan orang tua yang panik cenderung tidak bisa menerima kondisi anak.

"Dengan kondisi semacam itu justru anak yang akan merugi," ujar pediri yayasan bina autis mandiri ini.

Biasanya orang tua mendapati autisme pada anaknya di usia sembilan bulan atau pada saat anak mulai banyak berinteraksi dengan orang banyak.

Selanjutnya, kata dia, dari sana orang tua bisa mengenali gejalanya dengan memperhatikan tingkah laku dan kemampuan interaksi anak dengan lingkungannya.

Saat mengenali gejalanya ditekankan kepada orang tua harus berpikir positif, dan sangat disarankan untuk berkonsultasi ke pakar seperti dokter tumbuh anak yang bisa ditemui di Rumah Sakit Umum setempat.

Untuk pendidikan, sekolah khusus sangat dianjurkan karena anak autis sangat membutuhkan bimbingan intensif dan memadai.

"Kebanyakan anak autis sangat tak peduli dengan kemampuannya di situ lingkungan yang harus tanggap dan memfasilitasi," katanya.

Dia pun tak memungkiri ada beberapa di antara anak yang divonis autis pada akhirnya bisa sembuh, dan memiliki kemampuan berinteraksi sama halnya anak normal.

"Beberapa siswa yayasan bahkan ada yang melanjutkan ke sekolah umum," katanya.

Kuncinya tentu saja kesabaran dan optimisme orang tua membimbing si anak dan membekali diri dengan pengetahuan perihal autisme.

Membekali si anak dengan ketrampilan yang mendorongnya untuk mandiri juga sangat penting.

Ia menambahkan, orang tua juga wajib mengenali potensi si anak dan mengantarnya untuk lebih berkembang.