Dodi Reza : Masyarakat Ekonomi ASEAN bukan ancaman

id Masyarakat Ekonomi ASEAN, Dodi Reza Alex, Dodi Reza : Masyarakat Ekonomi ASEAN bukan ancaman

Dodi Reza : Masyarakat Ekonomi ASEAN bukan ancaman

Dodi Reza Alex Noerdin menjadi pembicara dalam seminar magister managemen Universitas Tridinanti Palembang, Sabtu (8/3).(Foto Antarasumsel.com/14/Dolly Rosana)

"Penduduk Indonesia jumlahnya terbesar di ASEAN, artinya, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk menempatkan posisi sebenar-benarnya sebagai suatu negara yang besar," kata Dodi Reza Alex.
Palembang (ANTARA Sumsel) - Anggota Komisi III DPR RI Dodi Reza Alex mengatakan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 bukanlah suatu ancaman tapi peluang Indonesia menjadi "raksasa" di Asia Tenggara.
    
"Penduduk Indonesia jumlahnya terbesar di ASEAN, artinya, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk menempatkan posisi sebenar-benarnya sebagai suatu negara yang besar," kata Dodi Reza ketika menjadi pembicara dalam seminar yang diselenggarakan Magister Manajemen Universitas Tridinanti di Palembang, Sabtu.
    
Dalam seminar ilmiah bertema "Strategi Akselarasi Hilirisasi Industri Berbasis Bahan Baku Unggulan dan Perkebunan di Sumsel", ia mengatakan, Indonesia sebagai bagian dari ASEAN Economy Community 2015 tidak perlu khawatir meskipun akan menghadapi era perdagangan bebas.
    
Dengan jumlah penduduk mencapai 248 juta orang, Indonesia seharusnya bisa mendorong ekonomi dalam negeri menjadi lebih kuat agar dapat menjalani dan tidak dirugikan oleh kesepakatan MEA 2015 tersebut.
    
"Kata kuncinya harmonisasi. Oleh karena itu, Indonesia harus mampu mensejajarkan diri dengan negara-negara ASEAN lainnya dengan cara meningkatkan mutu dan standar dalam segala hal," ujar lulusan predikat magna cum laude sarjana ekonomi University Of Leuven (UCL) Belgia ini.
    
Terkait kesiapan menghadapi MEA dengan Provinsi Sumatera Selatan, Dodi sebagai wakil rakyat akan mendorong pemerintah pusat segera merealisasian sejumlah proyek infrastruktur, seperti Jalan Tol Trans Sumatera dan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api.
    
Kedua mega proyek itu sementara ini masih menunggu eksekusi dari pemerintah pusat terkait dengan kesiapan dana.
    
"Jika kedua proyek ini terealisasi maka Sumsel dan masyarakat Indonesia pada umumnya akan lebih optimistis menatap Masyarakat Ekonomi ASEAN karena masalah hilirisasi produk bahan baku akan terpecahkan," ujar calon legislatif daerah pemilihan Sumatera Selatan I ini.
    
Perdagangan bebas antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara akan membawa hal positif dan negatif bagi masing-masing negara yang terlibat didalamnya.
    
Manfaat dari MEA ini antara lain, penurunan biaya perjalanan transportasi, menurunkan secara cepat biaya telekomunikasi, meningkatkan jumlah pengguna internet, infomasi akan semakin mudah dan cepat diperoleh, meningkatnya investasi dan lapangan kerja.
    
Sebagai informasi, jumlah penduduk Indonesia memang jauh lebih banyak dibandingkan negara tetangga di kawasan ASEAN. Brunei Darussalam saat ini tercatat hanya memiliki penduduk 407 ribu jiwa, Laos mencapai 6,6 juta jiwa, Kamboja mencapai 14 juta jiwa, Singapura 5,4 juta jiwa, Myanmar 62 juta jiwa, Malaysia 30 juta jiwa, Filipina 98 juta jiwa, Thailand 67 juta jiwa, dan Vietnam sebanyak 89 juta jiwa.