Wisata Goa Batu Muratara kurang diminati wisman

id goa, goa batu musirawas

Wisata Goa Batu Muratara kurang diminati wisman

Ilustrasi objek wisata goa (ANTARA FOTO)

Musirawas Utara (ANTARA Sumsel) - Wisata alam Goa Batu di Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musirawas Utara (Muratara), sejak 12 tahun terakhir kurang diminati wisatawan mancanegara karena obyek yang akan dijual itu kurang terawat dan sudah rusak.

Salah satu obyek wisata alam yang sudah rusak itu antara lain kawasan Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan hanya transportasi Sungai Rupit yang selama ini menjadi andalan bagi wisatawan asing ke wilayah itu, kata salah seorang pemilik Biro Perjalanan Wisata, Ny Astuti Karya Dewi di Musirawas Utara, Minggu.

Ia mengatakan, wisatawan mancanegara sering berkunjung ke obyek wisata Goa Batu dan Goa Semambang serta kawasan hutan TNKS sebagian besar datang dari Belanda, Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Prancis.

Kedatangan para turis itu mulai tahun 1990-2.000 yang setiap tahunnya mencapai ratusan orang, namun setelah kawasan obyek wisata di wilayah itu rusak, termasuk kawasan TNKS kayunya banyak dipotong masyarakat, maka kunjungan mereka terhenti.

Hal itu diperparah lagi masalah keamanan yaitu kerusuhan yang terjadi di Kecamatan Rupit, Kabupaten Musirawas Utara (Muratara) belakangan ini yang menewaskan beberapa korban jiwa, informasi itu diketahui mereka melalui internet bahwa keamanan di wilayah itu tidak terjamin.

Padahal obyek wisata yang menjadi andalan itu adalah tetesan air dalam Goa Batu dan Goa Semambang berbentuk lukisan alam yang menjadi primadona sangat menarik.

Selain itu, kawasan hutan TNKS dengan kayu berumur ratusan tahun serta flora dan fauna yang tidak kalah menariknya, untuk menuju ke obyek wisata di Kecamatan Ulu Rawas atau sekitar 30 kilometer dari Kecamatan Rawas Ulu itu menggunakan transportasi air sungai.

Sepanjang jalan menuju obyek wisata itu melalui kawasan lindung yang masih ramah dengan flora fauna seakan menyapa para turis tersebut.

Namun setelah pembalakan liar merusak kawasan TNKS di sekitar Goa Batu tersebut dan aliran sungai dipadati penambang emas liar masyarakat, maka wilayah itu kurang menarik lagi bagi wisatawan mancanegara.

"Akhirnya rumah persinggahan wisatawan di Desa Sokomoro, Kecamatan Rawas Ulu dalam lokasi sekitar 1,3 hektare saya bongkar karena tingkat keamanan sarananya sudah terganggu," ujarnya.

Dalam kawasan rumah persinggahan itu terdapat 30 rumah tinggal dan 15 buah pondok wisata dan dilengkapi pelabuhan sungai serta alat transportasinya.

Kawasan perumahan yang dibangun sekitar tahun 1990 disekelilingnya dipagar beton, namun tetap saja sarana pipa air bersih dan kabel listrik satu persatu setiap bulan hilang sedangkan tenaga keamanan setempat tidak berdaya, ujarnya.

Camat Rawas Ulu, Burlian mengatakan, bila pemilik rumah persinggahan wisatawan itu masih bersedia merehab kembali kawasan perumahan yang sudah dibongkar itu pemerintah daerah siap memfasilitasinya.

Apa lagi dalam waktu dekat ada rombongan turis dari Belanda mau berkunjung ke beberapa obyek wisata di Kecamatan Ulu Rawas, sedangkan rumah inap mereka sudah tidak ada, ujarnya.