Pelemahan harga karet pengaruhi bisnis perbankan

id karet, harga karet pengaruhi bisnis perbankan

Pelemahan harga karet pengaruhi bisnis perbankan

Transaksi karet petani (FOTO ANTARA)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Pelemahan harga karet di perdagangan internasional sejak awal tahun mempengaruhi bisnis perbankan di Sumatera Selatan, dengan mencatat penurunan penyerapan dana pembiayaan dan dana pihak ketiga.

"Pada triwulan pertama ini terjadi stagnan untuk semua bisnis perbankan, malahan justru turun dari 25 persen menjadi 20 persen jika dibandingkan capaian pada triwulan keempat tahun lalu," kata Kepala Kantor Wilayah PT Bank Central Asia Darmawan di Palembang, Rabu.

Ia mengemukakan, penurunan ini dipandang wajar, mengingat dipengaruhi faktor awal tahun serta harga karet yang berada pada titik terendah.

Selain itu, perekonomian negara juga dipengaruhi oleh kesibukan anggota masyarakat dalam mengikuti proses Pemilu Legislatif pada April ini.

"Sebenarnya, Pemilu Legislatif 9 April 2014 juga sedikit mendongkrak perekonomian, karena ada aliran dana juga yang digunakan untuk membeli berbagai keperluan. Tapi, secara keseluruhan tidak terlalu besar berpengaruh," katanya.

Ia memprediksi, bisnis perbankan akan mengalami pertumbuhan signifikan pada triwulan keempat atau setelah Pemilihan Presiden.

"Para pelaku usaha tentunya akan melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil langkah. Sejauh ini, untuk Pemilu Legislatif memberikan dampak positif, karena secara keseluruhan negara tetap stabil," ujarnya.

Meski memahami kondisi perlambatan yang terjadi saat ini, perusahaannya tetap akan memperluas jaringan dengan cara membuka kantor kas di beberapa tempat.

"Rencananya pada 2015 membuka empat hingga lima kantor kas, namun jika bisa direalisasikan pada 2014 tentunya akan lebih baik. Sementara ini, BCA menilai masih banyak daerah yang belum digarap maksimal," katanya.

Sementara, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Perkebunan Sumsel pada 2012 diketahui hasil perkebunan karet Sumatera Selatan dalam bentuk latex dan crome rubber mayoritas diekspor karena daerah belum memiliki industri hilir.