Rusmiati warga OKU dibunuh pelaku diduga stres

id polres, polres oku

Rusmiati warga OKU dibunuh pelaku diduga stres

Kapolres OKU AKBP Mulyadi (Foto Antarasumsel.com/14/E Permana)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Korban Rusmiati (54) ibu rumah tangga warga Kelurahan Kemelak Bindung Langit Kecamatan Batuaja Timur, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan dibunuh pelaku Bah diduga mengidap penyakit stres.

Kapolres OKU AKBP Mulyadi saat dikonfirmasi di Baturaja, Senin membenarkan kejadian pembunuhan ibu rumahtangga (IRT) tersebut dan saat ini pihaknya sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku.

"Anggota saya sudah di Tempat Kejadian Perkara (TKP) memburu pelaku untuk ditangkap," tegasnya.

Menurut informasi di lapangan, korban yang memiliki empat orang anak tersebut ditusuk pelaku setelah umat muslim berbuka puasa, Senin sekitar pukul 18.10 Wib.

Menurut Tulif (51) suami korban saat dikonfirmasi di RSUD Ibnu Soetowo Baturaja mengatakan bahwa peristiwa naas tersebut terjadi saat dirinya berada di dekat sumur di belakang rumah.

Pelaku yang diduga mengidap penyakit stres itu, tiba-tiba datang menghampirinya di lokasi sumur meminta agar menasehati Istri dan anakanya.

"Saya tidak tahu maksud omongan pelaku meminta menasehati istri dan anak-anak saya, namun saya tidak mau memperpanjang masalah dan saya menuruti permintaan pelaku tanpa tahu sebab," katanya.

Selanjutnya, mendapati permintaan pelaku dituruti suami korban, Bah langsung meninggalkannya yang saat itu hendak mandi di sumur.

"Kemudian istri saya keluar dari pintu depan dan langsung ditusuk pelaku dengan pisau di bagian dada sebelah kiri hingga terkapar bersimbah darah," ungkapnya.
     
Mendapati istrinya tak berdaya, lanjut dia, segera melakukan pertolongan dengan melarikan korban ke rumah sakit, namun karena kebanyak kehabisan darah akhirnya korban meninggal dalam perjalanan ke RSUD Ibnu Soetowo Baturaja.

Sementara itu, Ketua Rukun Tetangga (RT) 01 Rw01, Jaimin (57) menambahkan korban dan pelaku merupakan tetangga dan diketahui tidak pernah ada masalah antara keduabelah pihak.

"Mungkin motifnya hanya salah paham saja. Kalau dikatakan stres pelaku sehari-hari bekerja sebagai petani jadi saya tidak dapat menyimpulkan apakah pelaku gila," ungkapnya.