PDAM Jambi belajar ke Palembang

id pdam, pdam jambi

PDAM Jambi belajar ke Palembang

PDAM Jambi belajar ke PDAM Palembang (Foto: antarasumsel.com/14/Nila Fuadi)

Palembang (ANTARA Sumsel) - PDAM Tirta Mayang Kota Jambi belajar ke PDAM Tirta Musi Palembang untuk mendorong perusahaan milik daerah itu mampu meningkatkan pelayanan dan menekan kehilangan air.

Wali Kota Jambi Syarif Pasha, di Palembang, Senin mengatakan pihaknya telah menandatangani kerja sama dengan Pemkot Palembang terkait pendampingan, kemitraan dan solidaritas PDAM setempat membantu perusahaan yang sama milik Pemkot Jambi.

"Bagaimana cara meminimalisir kehilangan air menjadi satuhal sangat penting bagi PDAM Tirta Mayang untuk dipelajari, karena sampai kini kebocoran masih mencapai 56 persen," katanya.

Menurut dia, tingginya angka kebocoran atau kehilangan air itu tentu menjadi salah satu masalah yang kini ditangani serius perusahaan air minum tersebut.

Belajar ke PDAM Tirta Musi dinilai sangat tepat karena kini kehilangan air mampu ditekan sampai 24 persen, tambahnya.

Ia mengatakan, pegawai PDAM Tirta Mayang akan belajar selama enam bulan di Kota Palembang.

Dengan demikian pihaknya menargetkan dalam dua tahun kedepan direalisasikan penekanan angka kebocoran hingga 20 persen atau perluasan layanan sampai 20 persen juga, katanya.

Dia menjelaskan, PDAM Tirta Mayang saat ini dengan kondisi kebocoran sampai 56 persen dan melayani 62 ribu sambungan langsung mencakup pelayanan 65 persen.

Karena itu, belajar ke Palembang sebagai kota yang paling bagus fasilitas air bersihnya mampu merealisasikan target pencapaian dua tahun, ujarnya.

Sementara Wakil Wali Kota Palembang Harnojoyo menambahkan, pihaknya menyambut gembira kerja sama antar dua kota yang sebelum dipecah berada dalam satu provinsi Sumatera Selatan itu.

"Kami memberikan kesempatan penuh dan seluas-luasnya agar kerja sama pendampingan dan kemitraan itu berjalan sesuai target Pemkot Jambi," katanya.

Harno menambahkan, seperti diketahui PDAM Tirta Musi sebelum tahun 2004 merupakan perusahaan air minum "sakit" dengan kondisi sangat buruk.

Berkat komitmen yang kala itu dijabat Wali Kota Eddy Santana Putra, tahun 2004 berangsur-angsur kondisi keuangan, pelayanan dan produksi mengalami peningkatan signifikan hingga seperti sekarang ini menjadi salah satu PDAM terbaik di Indonesia, tambahnya.