Musirawas mulai dilanda kabut Asap

id asap,kabut asap

Musirawas mulai dilanda kabut Asap

Kabut Asap (FOTO ANTARA)

Musirawas (ANTARA Sumsel) - Wilayah Kabupaten Musirawas dan Musirawas Utara mulai dilanda kabut asap, diperkirakan berasal dari wilayah Provinsi Jambi karena di Musirawas tidak ada lagi pembukaan lahan besar-besaran.

Meskipun ada pembukaan lahan hanya dilakukan oleh warga yang luasnya kisaran dua hektare itu pun tidak merata, sedangkan wilayah perkebunan besar sudah dijaga ketat dan tidak ada lagi pembukaan lahan berskala luas, kata Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Musirawas Agus Setyono, Rabu.

Namun demikian, menurut dia, kabut asap di wilayah itu sejauh ini belum membahayakan pengguna jalan lintas Sumatera maupun penerbangan karena kondisinya masih tipis, namun perlu diantisipasi karena memasuki musim kemarau.

"Kami sudah mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan di sekitar kawasan hutan, disamping melakukan operasi rutin di beberapa titik rawan akan kebakaran," katanya.

Ia mengatakan, sebelumnya petugas menemukan titik api dalam empat kecamatan yaitu di wilayah Kecamatan Bulang Tengah Suku (BTS) Ulu, Muara Lakitan, Jayaloka dan Kecamatan Muara Kelinggi yang jumlahnya mencapai sembilan titik.

Namun titik api itu bukan hasil pembakaran hutan, tapi kebun masyarakat jumlahnya sangat kecil sehingga asapnya bisa hilang oleh guyuran hujan yang masih melanda wilayah Musirawas dan sekitarnya.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Muaratara H Alifirmansyah membenakan bahwa wilayahnya mulai ditutupi kabut asap, namun tingkat membahayakan khususnya pengguna jalan Lintas Sumatera wilayah itu.

"Kita sudah menurunkan tim ke lapangan untuk mengimbau petani apabila membuka lahan jangan dibersihkan dengan cara membakar, terutama di perbatasan kawasan hutan lindung dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) setempat," ujarnya.

Kabuat asap yang ada di wilayah itu selain berasal dari perkebunan rakyat, juga diduga kuat dipasok dari kabupaten atau provinsi tetangga seperti Jambi dan Riau.

Salah seorang pengguna Jalan Lintas Sumatera Herman (16) menggatakan setiap pagi akan ke sekolah asap yang menutupi jalan itu mata terasa perih meskipun masih tipis.

"Kami terpaksa menggunakan helem yang bertutup kaca dan menutup mulut dengan sampul agar asap tidak masuk mata dan pernapasan," ujarnya.