Penerbangan di bandara Silampari sementara ditiadakan

id asap,kabut asap

Penerbangan di bandara Silampari sementara ditiadakan

Kabut asap (Foto: antarasumsel.com/14/Feny Selly)

Lubuklinggau (ANTARA Sumsel) - Penerbangan di Bandar Udara Silampari, Kota Lubuklinggau, /Musirawas, Sumatera Selatan,  ditiadakan karena sejak tiga hari terakhir tertutup asap tebal, sehingga jarak pandang tinggal 800 meter

"Mestinya hari ini ada penerbangan Lubuklinggau-Jakarta, namun karena kabut asap terlalu tebal, maka terpaksa penerbangan ditiadakan, dan seluruh penumpang dialihkan melalui Bandar Udara (Bandara) Fatmawati Soekarno, Bengkulu," kata Kepala Dinas Perhubungan Musirawas Ari Narsa, Selasa.

Menurut dia, tidak hanya penerbangan reguler yang ditunda, tapi jemaah haji Musirawas dan Lubuklinggau yang sedianya mendarat di Palembang, dialihkan ke Bandara Fatmawati Bengkulu, karena Bandara Sultan Badarudin Pelembang tertutup kabut asap.

"Kita menginstruksikan kepada seluruh penumpang yang akan ke Jakarta harus lewat Bengkulu, karena satu-satunya bandara terdekat dengan Lubuklinggau dan Musirawas," katanya.

Selain itu, kepada pengendara sepeda motor agar menggunakan masker, termasuk untuk aktivitas di rumah juga wajib menggunakan masker, karena kabut asap di Kota Lubuklinggau sudah mengkhawatirkan.

Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk pengadaan masker sesuai instruksi Bupati Musirawas Ridwan Mukti bahwa masyarakat wajib menggunakan masker selama kabut asap melanda daerah itu.

Salah seorang penumpang maskapai Lubuklinggau-Jakarta Dedi mengatakan, ia terpaksa lewat bandara Bengkulu karena satu-satunya masih bisa disinggahi pesawat saat musim kabut asap sekarang ini.

"Saya mestinya berangkat ke Jakarta siang ini, namun mengingat ada instruksi kepala dinas perhubungan bahwa penerbangan Lubuklinggau-Jakarta ditiadakan, maka lewat Bengkulu," ujarnya.

Sumarti (17) bersama puluhan rekannya telah membagikan masker gratis di persimpangan RCA Kota Lubuklinggau karena kabut asap sudah sangat tebal, sehingga jarak pandang tigal beberapa ratus meter lagi.

"Kami membagikan masker terbuat dari kain secara gratis itu sudah masuk hari ketiga jumlahnya mencapai ratusan lembar, warga yang meminta masker itu tidak hanya pengedara sepeda motor, tapi pegemudi roda empat dan warga secara pribadi untuk dipakai dirumah," ujarnya.

Salah seorang Kota Lubuklinggau Zainal mengatakan asap tebal itu membuat mata terasa perih meskipun berada dalam rumah, bila rumah ditutup hawa terasa panas dan terpaksa dibuka untuk penerangan dan menyerap udara.

"Kami berdoa agar dalam waktu dekat ada hujan turun, sehingga asap tebal itu hilang dan warga terhindar dari ancaman penyakit sesak napas," ujarnya.