BEI: sentimen politik pengaruhi minat IPO

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa sentimen politik di dalam negeri pada tahun ini mempengaruhi minat perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO).
        
"Pengaruh politik masih, sebagian emiten memundurkan rencana IPO tahun ini karena hingar bingar politik," kata Direktur Utama BEI Ito Warsito di Jakarta, Rabu.
        
Menurut dia, perekonomian Indonesia juga cenderung mengalami penurunan pada tahun ini karena neraca perdagangam Indonesia yang defisit. "Sebenarnya, hal itu bisa dihindari jika pemerintah berani menaikkan harga BBM subsidi pada 2012 atau paling lambat pada awal 2013," katanya.
        
"Kita tidak perlu alami kondisi seperti sekarang, karena sudah terlanjur ya sudahlah, tim pemerintahan sekarang harus memperbaikinya," katanya lagi.
        
Kendati demikian, Ito Warsito mengatakan bahwa minat investor domestik maupun global untuk menginvestasikan dananya di pasar modal masih tinggi. Tercatat per 29 Oktober 2014 investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp44,68 triliun.
        
"Investor global masih suka terhadap Indonesia, maka 'net buy' asing memecahkan rekor sepanjang sejarah," ucapnya.
        
Ia juga mengatakan bahwa peraturan BEI Nomor I-A.1 tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang diterbitkan oleh perusahaan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara dapat mendorong minat perusahaan melakukan IPO. Peraturan ini akan berlaku pada tanggal 1 November 2014.
        
"Calon emiten perusahaan tambang yang akan menggunakan peraturan itu sudah ada, justru mereka yang mendorong supaya aturan itu cepat terbit," ucapnya..
        
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengemukakan bahwa pihaknya optimistis melihat kondisi pasar saham di tahun depan. Pencarian dana bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi dari pasar modal akan lebih semarak dan lebih besar.
        
"BEI menargetkan perusahaan IPO di 2015 sebanyak 35 emiten baru. Itu cukup optimis. Beberapa perusahaan yang seharusnya IPO tahun ini juga kan mundur ke tahun depan," ujarnya.