Palembang (ANTARA Sumsel) - Kain Tenun Songket khas Palembang, Sumatera Selatan, diusulkan ke UNESCO sebagai warisan dunia, kata peneliti Puslitbang Kemendikbud Republik Indonesia R.R. Nur Suwarningdyah.
Namun, kata Nur yang juga Koordinator Tim Peneliti Kain Tenun Songket dijumpai di Palembang, Jumat, harus melewati beberapa langkah dan rekomendasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
"Berdasarkan penelitian kami di Sumatera Sleatan, keluar rekomendasi untuk pemerintah daerah terkait dengan pengajuan hasil kerajinan industri kecil tenun songket ini," katanya.
Menurut dia, mulai 26 Oktober lalu, tim peneliti dari Kemendikbud RI telah melakukan penelitian terhadap kain tenun songket selama sepuluh hari untuk materi pengajuan ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Penelitian dilakukan melalui penyebaran instrumen kepada masyarakat, pengrajin, dan instansi pemerintahan. Hasil penelitian menunjukkan dari 200 instrumen yang dibagikan, 71,4 persen mengetahui jenis songket di Sumsel.
Sementara itu, sebanyak 89 persen dari responden tersebut juga menyetujui songket akan diusulkan ke UNESCO.
Ia mengatakan bahwsa pihaknya melakukan penelitian untuk mengisi berkas nominasi, yakni wawancara dengan narasumber (pengrajin tenun, pelatih, tokoh agama, tokoh adat, pemerhati tenun, pejabat pemda dan pemrov), pembuatan dokumentasi foto, perekaman foto yang akan diisi narasi dalam bahasa Inggis.
Dari penelitian tersebut, kata dia, diturunkan sejumlah rekomendasi ke Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk ditindak lanjuti, di antaranya pemasyarakatan tenun songket dengan tujuan memperluas fungsi songket tidak hanya sebagai pakaian adat dan pelengkap acara adat.
"Salah satunya menjadikan songket sebagai pakaian wajib di sekolah maupun di instansi kedinasan," paparnya.
Rekomendasi lainnya adalah memasukkan pembahasan mengenai kain tenun tradisional songket ke dalam mata pelajaran ekstrakurikuler di setiap jenjang sekolah di Sumatera Selatan.
"Dengan demikian, dapat memaksimalkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat, baik kaum pemuda maupun pekerja, terhadap kain tenun songket khas Sumsel tersebut," kata dia.
Menurut dia, kegiatan serupa juga dilakukan Sumsel, Kalbar, dan Sultra untuk meneliti kain tenun khas Indonesia.
"Nantinya, pengajuan kain tenun Indonesia itu akan diajukan ke UNESCO pada tahun 2015 atau 2016," kata dia.
Perjalanan untuk mendaftarkan kain songket Sumsel sebagai warisan dunia di UNESCO, kata dia, saat ini masih menunggu pengambilan nomor.
Sementara, tahun ini akan diupayakan pengajuan ke UNESCO untuk TMII dan tari tradisi Bali. Sejauh ini, Kemendikbud telah mengajukan warisan budaya ke UNESCO dan diresmikan, seperti wayang, keris, batik, angklung, saman, dan noken.
Perwakilan Yayasan Cinta Tenun Indonesia yang turut membantu penelitian Cut Komaril menyatakan mendukung terlaksananya penelitian terhadap songket di Palembang ini.
"Saya tahu, teman-teman di UNESCO sangat kritis, jadi perlu adanya pemetaan responden yang benar-benar jelas. Lalu, pengembangan tentang songket itu juga penting, apalagi mengetahui jenis-jenis dan pembuatan songket," katanya.
Ia menekankan, "Kita juga harus tahu mengenai bahan pembuatan songket yang secara umum menggunakan benang emas. Namun, ternyata bisa juga memakai benang sutera."
Songket juga menggunakan pewarna, baik sintetis maupun pewarna alam. Namun, printing songket, menurut dia, bisa merusak kebudayaan bangsa.
Berita Terkait
Sebanyak 315 warga binaan Rutan Baturaja diusulkan dapat remisi HUT RI
Senin, 14 Agustus 2023 15:15 Wib
Tiga calon Rektor Unsri diusulkan ke Mendikbudristek
Selasa, 27 Juni 2023 11:02 Wib
Hasto ungkap Menteri PUPR Basuki diusulkan jadi cawapres Ganjar
Rabu, 7 Juni 2023 13:36 Wib
Jalan Cor Batukuning Kabupaten OKU diusulkan menjadi jalan nasional
Senin, 3 Oktober 2022 16:27 Wib
311 warga binaan Rutan Baturaja diusulkan dapat remisi HUT RI 2022
Senin, 15 Agustus 2022 14:50 Wib
Ini nama-nama calon hakim agung dan hakim tipikor MA yang diusulkan KY ke DPR
Selasa, 10 Mei 2022 15:45 Wib
Pengguna Pertalite diusulkan dibatasi untuk minimalkan pergeseran
Senin, 4 April 2022 8:54 Wib
20 ribu warga OKU diusulkan dapat bansos
Selasa, 14 Desember 2021 7:15 Wib