Dandim: generasi muda waspadai perang dua kekuatan

id dandim, dandim oku

Dandim: generasi muda waspadai perang dua kekuatan

Dandim Ogan Komering Ulu di Baturaja, Minggu (Foto: antarasumsel.com/14/Edo Permana)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Komandan Kodim 0403 Kabupaten Ogan Komering Ulu, Letkol Inf Feksy Dimunry Angi menghimbau generasi muda mewaspadai perang proxy atau konfrontasi antara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti.

Hal itu dikatakan Dandim Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan di hadapan pelajar SMA OKU yang mengikuti perkemahan di Lapangan Makodim 0403 di Baturaja, Minggu.

Dandim mengatakan, perang proxy tidak mudah mengenali siapa kawan siapa lawan, sebab dalam perang tersebut, musuh mengendalikan dari jauh.

Oleh karena itu, generasi muda harus jeli mengenali terjadinya perang proxy di Indonesia termasuk di Kabupaten OKU.

Menurut dia, indikasi adanya perang proxy di Indonesia sudah semakin nyata, seperti peredaran narkoba di kalangan pelajar dan pemuda, serta hubungan sex bebas di kalangan remaja bukti sudah mulai terpengaruh budaya luar.

Pada kesempatan itu, Dandim juga berpesan agar para pelajar sebagai generasi muda terus mewaspadai perang proxy yang digencarkan kelompok besar untuk menghancurkan generasi muda, seperti halnya juga minyak dunia saat ini banyak dikendalikan negara lain.

Minyak dunia juga mengancam yang diperkirakan minyak Indonesia hanya mampu bertahan sekitar 10-25 tahun lagi.

Jika sudah terjadi krisis minyak di suatu negara, maka yang akan terjadi adalah perang sesungguhnya dengan menggunakan senjata cukup canggih tidak perlu menggunakan awak untuk menghancurkan sasarannya.

Perang ini harus dilakukan suatu negara untuk bertahan hidup agar mendapatkan sesuatu supaya negaranya dapat bertahan, kalau negara tersebut kalah yang terjadi adalah kemiskinan dan kelaparan sudah menanti.

Dandim menjelaskan, tantangan dan ancaman tehadap keutuhan NKRI pada masa kini dan masa depan semakin besar. Ancaman tersebut datang dari dalam negeri sendiri maupun luar negeri yang secara tidak langsung sudah masuk ke Indonesia.

Ancaman dunia luar terhadap Indonesia melalui pelbagai aspek di ataranya melaui ideologi, politik, ekonomi, sosial dan Budaya serta Aspek lain.

Secara tidak sadar masyarakat sudah banyak dipengaruhi oleh dunia lain yang mengancam keutuhan negara.

Di bidang sosial, kata dia, negara Indonesia dulu terkenal dengan sistem gotong royongnya, namun saat ini sistem itu sudah mulai kendor.

Sementara, kata Dandim, kalau Korupsi korbannya adalah ekonomi dan uang negara yang dicuri. Begitu juga dengan terorisme, korbannya hilangnya nyawa orang tidak berdosa, namun kejahatan perang proxy seperti narkotika, korbannya adalah generasi yang hilang.

Ia berharap, ke depan para pelajar tertanam jiwa NKRI dan Pancasilanya, jangan sampai generasi penerus bangsa ini lupa dengan tanah air dan terjebak ke dalam pengaruh asing.

Selain dari pengarahan tentang perang proxy, pada kegiatan tersebut pemaparan tentang bela negara, lintas medan, pengenalan sistem peralatan senjata yang dimiliki oleh TNI, dan ditutup dengan kegiatan Api Unggun.