Karyawan hotel Baturaja dipecat sepihak tanpa pesangon

id hotel, karyawan hotel dipecat sepihak

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Kebijakan pihak managemen Hotel Bukit Indah Lestari yang dinilai merugikan, membuat seluruh karyawan resah dan dua hari lalu salah satu karyawan di bagian dapur dipecat sepihak tanpa uang pesangon.

Seperti dituturkan Septa Susanto (28), karyawan bagin helper asisten koki kepada wartawan di Baturaja, Rabu bahwa ia sudah dua tahun bekerja di bagian Resto Hotel Bukit Indah Lestari (BIL) dipecat tanpa pesangon.

Ia mengaku, dipecat sepihak tanpa alasan jelas terhitung sejak 24 November 2014 oleh manager Oprasional Hotel BIL, Yustama Wijaya.

Dikatakannya, awalnya ia dimutasi ke bagian cleaning servis, bahkan sudah membeli seragam dengan menggunakan uang prbadi seharga Rp89.000.

"Namun saya terkejut tiba-tiba dipecat. Ironisnya, uang gaji dibayar tidak penuh, bonus tidak dibayar dan tanpa uang pesangon," ungkap Septa seraya menambahkan waktu ditanya alasan pemecatan dijawab oleh Manager Oprasional habis kontrak.

Dijelaskan Septa, setiap bulan dia menerima gaji Rp1.500.000 ditambah bonus Rp400.000 sampai Rp500.000 apabila tidak kena point (sanksi karena ada kesalahan).

Itulah sebabnya, ayah satu anak ini minta supaya pihak managemen Hotel BIL membayar uang pesangon atas pemecatan dan gaji cukup berikut bonus yang sudah menjadi haknya.

Dikesempatan itu mantan karyawan Hotel BIL ini menerangkan, sejak dipimpin Yustama, semua karyawan Hotel BIL sudah merasa tidak nyaman lagi bekerja, karena sering diancam dan dilakukan pemotongan-pemotongan gaji hanya gara-gara kesalahan kecil.

Bahkan menurut dia, banyak kebijakan Yustama yang dinilai tidak manusiawi dan sangat merugikan karyawan.

"Tidak ada keterbukaan managemen dan Manager Oprasional bertindak semena-mena," katanya.

Beberapa kebiajakan yang dinilai sangat merugikan karyawan, seperti penerapan sistim point (sanksi) nilai satu point Rp25 ribu.

"Apabila mencicipi makanan lebih sisa sarapan pagi para tamu, kami langsung dipotong gaji Rp100 ribu," ungkapnya.

Septa menjelaskan, Manager Oprasional akan marah besar kalau breackfast banyak sisa (tidak habis oleh tamu), manager langsung akan memanggil bagian dapur dan dipotong gaji, karena dikira ada unsur kesengajaan.

Padahal karyawan bagian dapur sudah masak sesuai dengan jumlah tamu yang menginap, namun terkadang ada tamu tidak selera dengan menu dihidangkan, sehingga tidak dimakan.

Menurut Septa, pernah terjadi menu masakan sapi bumbu lada hitam lebih satu mangkuk kecil selain jatah karyawan, tanpa basa basi lagi manager oprasional langsung memanggil karyawan bagian dapur dan mendapat sanksi masing-masing satu point (potong gaji Rp25.000/orang).

"Tujuh karyawan bagian dapur semua kena point. Belum lagi keluhan bagian pencuci piring yang sering kena point apabila ada piring yang pecah. Pernah setelah ditotal selama satu bulan banyak piring pecah bagian pencuci piring kena sangsi potong gaji sampai Rp85 ribu/orang," ungkapnya.

Selama bekerja di Bil Hotel juga tidak ada tunjangan kesehatan, apabila ada karyawaan mengalami kecelakaan kerja, biaya berobat ditanggung sendiri.

"Jari tangan saya terluka berapa jahitan berobat sendiri," kata Septa seraya menunjukan bekas luka di telunjuknya yang masih terlihat jelas.

Manager Oprasional Hotel BIL, Yustama Wijaya yang dihubungi wartawan via telepon tidak menjawab dan begitu juga saat di sms tidak dibalas.

Bahkan, saat didatangi di Hotel BIL Yustama tidak bersedia menemui.