Bulog OKU stop sementara pembelian beras petani

id beras, beras bulog

Bulog OKU stop sementara pembelian beras petani

Beras tersedia di gudang bulog (FOTO ANTARA)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Badan Urusan Logistik Drive Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan, sejak Oktober 2014 menyetop sementara pembelian beras dari petani, karena stok di gudang sudah sangat banyak mencapai 11.800 ton.

Penyetopan tersebut juga dilakukan karena belum jelasnya mekanisme penyaluran beras untuk masyarakat miskin (raskin) pada 2015, kata Kepala Badan Urusan Logistik Divisi Regional (Bulog Divre) Ogan Komering Ulu (OKU) Meizarani di Baturaja, Kamis.

Menurut dia, pihaknya khawatir karena sampai sekarang belum ada kejelasan mengenai mekanisme penyaluran raskin dari pemerintah pusat. Terlebih lagi stok beras di gudang bulog sudah sangat banyak, sehingga kalau dipaksakan terus membeli ke petani kami kewalahan menyimpannya, " tegasnya.

Mengenai hal akan dilakukan pihak Bulog Sub Drive OKU dengan stok beras yang ada jika raskin 2015 ditiadakan, Meizarani belum bisa menjawab dengan pasti, sebab belum adanya instruksi dari pusat.

"Kita belum tahu stok beras yang ada mau dikemanakan. Apakah akan dijual atau bagaimana. Yang jelas sementara ini sebelum ada instruksi dari pusat, maka stok beras di gudang akan dilakukan perawatan ekstra," tegasnya.

Sementara untuk penyaluran raskin selama 2014, Meizarani mengatakan, pihaknya sudah mendistribuskannya 100 persen kepada seluruh rumah tangga sasaran (RTS) di tiga wilayah yakni OKU induk, OKU Timur dan OKU Selatan.

Adapun pagu raskin untuk 13.369 RTS di tiga kabupaten itu adalah sebanyak 205 ton perbulan.

"Semua kecamatan sudah mengambil jatah raskinnya. Saat ini kita tinggal menunggu instruksi pusat, apakah realisasi raskin masih ada atau tidak ada lagi," katanya.

Ia berharap, realisasi raskin masih tetap ada tahun depan, karena masih banyak masyarakat yang membutuhkannya.

"Kasihan dengan warga yang kurang mampu kalau program itu dihapuskan. Apalagi pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisonal ikut menyesuaikan. Tentu beban hidup mereka akan semakin berat," katanya.