Bulog OKU siap operasi pasar beras

id beras, bulog op beras

Bulog OKU siap operasi pasar beras

Beras di gudang bulog (FOTO ANTARA)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Perum Bulog Sub Divre III Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan siap melakukan operasi pasar beras, apabila sudah ada Surat Keputusan Bupati dan setelah dilakukan analisa pasar oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM setempat.

Kepala Perum Bulog Sub Divre III Ogan Komering Ulu (OKU) Meizarani di Baturaja, Rabu mengemukakan hal itu menyikapi banyaknya masyarakat yang mengeluhkan tingginya harga beras di daerah tersebut berkisar Rp10.000 hingga Rp11.000 per kilogram.

Menurut dia, pada prinsipnya Bulog siap melakukan Operasi Pasar apabila sudah ada Surat Keputusan Bupati.

Dikatakannya, operasi pasar tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan harga beras di pasaran.

Bulog OKU sudah melakukan Operasi Pasar Khusus Cadangan Beras Pemerintah selama satu bulan terakhir terhitung sejak 28 Desember 2014 hingga 23 Januari 2015 dengan target masyarakat penerima manfaat beras keluarga miskin (raskin) yang tersebar di Kabupaten OKU.

Sementara, diperkirakan akhir Maret 2015 sudah memasuki musim panen raya, dimusim panen yang sebentar lagi tiba ini dipastikan harga beras akan kembali normal, katanya.

Kepala Perum Bulog Sub Divre III OKU Meizarani menjelaskan pada saat musim panen raya bulog akan melakukan pengadaan beras.

Menurutnya, saat ini Bulog masih melakukan seleksi mitra kerja untuk persiapan penyerapan beras petani.

Dikatakannya, harga Penetapan Pemerintah (HPP) beras masih sama seperti tahun sebelumnya yakni Rp6.600 per kg.

"Kita berharap pemerintah menaikan HPP minimal menjadi Rp7.000 per kg," katanya.

Sementara, sejumlah warga mengeluhkan tingginya harga beras di tingkat pedagang pengecer dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Menurut sejumlah warga, beras medium di warung-warung khususnya di pelosok pedesaan sekarang sudah tembus Rp11.000 per kg.

"Beras di warung sangat mahal karena saat ini memasuki musim sulit. Kondisi ini memang dirasakan warga cukup berat, apalagi harga getah karet semakin turun," kata Bandia (60), warga setempat.

Menurut dia, untuk makan saja sulit, banyak yang sudah beli beras kiloan hanya cukup makan sehari.

Ia menambahkan, walaupun harga bahan bakar minyak jenis premium sudah turun, namun pedagang beras belum juga menyesuaikan.