Pemprov Sumsel belum mau operasi pasar

id sumsel, operasi pasar, sembako

Pemprov Sumsel belum mau operasi pasar

Transaksi ketika operasi pasar. (FOTO Antarasumsel.com/Fenny)

...Berdasarkan pantauan di lapangan sudah ada tren menurun, tapi memang belum sesuai dengan keinginan warga...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan belum menggelar operasi pasar meskipun sejumlah harga kebutuhan pokok masih tergolong tinggi setelah turunnya harga bahan bakar minyak bersubsidi beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan Permana di Palembang, Jumat, mengatakan operasi pasar belum menjadi pilihan karena sejumlah kebutuhan pokok diprediksi bakal menurun dalam beberapa pekan ke depan.

"Berdasarkan pantauan di lapangan sudah ada tren menurun, tapi memang belum sesuai dengan keinginan warga," kata Permana.

Menurutnya, harga yang masih terbilang tinggi ini lantaran pedagang belum merasakan manfaat dari penurunan tarif angkutan.

Sejumlah angkutan umum masih menerapkan tarif yang lama meskipun pemerintah dan Organda  sepakat untuk menyesuaikan dengan penurunan harga BBM.

"Nanti lambat laun akan menyesuaikan sendiri seiring dengan dikeluarkannya peraturan daerah mengenai tarif angkutan yang baru," kata dia.

Terkait dengan operasi pasar, menurutnya, Disperindag bisa melaksanakannya setelah memastikan terjadi penurunan tarif angkutan di tingkat pedagang.

"Jika tarif angkutan sudah turun tapi harga masih mahal, barulah diadakan operasi pasar," kata dia.

Namun, ia menambahkan, masyarakat juga harus memahami bahwa banyak hal yang mempengaruhi terbentuknya harga di pasar atau tidak serta merta dipengaruhi biaya transfortasi.

Sementara terkait dengan masih tingginya harga, ia menjelaskan, pemerintah tidak dapat mengintervensi pasar mengingat harga yang terbentuk itu disebabkan hukum permintaan dan penawaran.

Menurutnya, pemerintah hanya berperan mengendalikan harga dengan cara menjaga pasokan.

"Saat ini, pasokan sangat dipengaruhi oleh cuaca karena beberapa sentra produksi mengalami banjir sehingga mempengaruhi musim tanam. Ini juga menyebabkan harga masih tinggi," kata dia.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palembang diketahui harga beberapa kebutuhan pokok masih terbilang tinggi.

Beras lokal Rp9.000 per kg dari Rp8.500 per kg bulan Desember 2014, kemudian beras bermerek per 20kg untuk Pandan Wangi Rp225.000 dari Rp215.000, Selancar Rp220.000 dari Rp210.000, Topi Koki Rp195.000 dari Rp183.000, Selancar Biasa Rp195.000 dari Rp183.000, Ikan Sepat Rp195.000 dari Rp183.000, dan Ikan Patin Rp195.000 dari Rp183.000.

Kemudian, gula pasir stabil di kisaran Rp11.000 per kg dalam sebulan terakhir, demikian pula dengan minyak goreng Bimoli Rp13.000 per liter, Fortune Rp12.000 per liter, Sania Rp13.000 per liter dan minyak goreng curah Rp10.000 per kg.

Untuk daging sapi mengalami kestabilan harga di kisaran Rp110.000 per kg dalam sebulan terakhir, sedangkan telur ayam saat ini tercatat Rp20.000 dari Rp17.000 pada bulan lalu.

Cabai merah Rp50.000 dari Rp40.000 pada bulan lalu dan sempat di kisaran Rp95.000, sedangkan cabai rawit Rp48.000 dari Rp35.000 pada bulan lalu setelah sempat Rp75.000 untuk harga rata-rata selama Desember.