Pertamina: konsumsi pertamax Sumbagsel alami kenaikan

id pertamax, konsumsi pertamax naik

Pertamina: konsumsi pertamax Sumbagsel alami kenaikan

Konsumsi pertamax mengalami peningkatan (Foto: antarasumsel.com/Evan Ervani)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Sejak turunnya harga premium bersubsidi sebanyak dua kali pada Januari lalu serta hampir mendekati harga pertamax, secara tingkat konsumsi Pertamax di Sumbagsel mengalami kenaikan hingga mencapai 130 persen per Januari 2015.

"Dengan selisih harga premium yang cukup tipis itu, menyebabkan konsumsi pertamax di masyarakat saat ini mulai mengalami lonjakan cukup signifikan dari sebelumnya hanya mencapai 32 kiloliter per hari, kata General Manager Pertamina Operation Region II Ageng Griyono di Palembang, Jumat.

Menurut dia, saat ini secara omset telah mencapai 53 kiloliter per hari dan masyarakat mulai perlahan beralih membeli Pertamax ketimbang premium yang ada.

Dijelaskan Ageng Griyono, jumlah konsumsi premium bersubsidi saat ini mengalami penurunan hingga 20 persen, karena perilaku pasar yang normal disebabkan di beberapa sektor industri masih belum terlalu ramai serta belanja anggaran daerah masih belum berjalan dengan baik dan diharapkan pada pertengahan Maret kemungkinan baru akan kembali normal.

Dikemukakannya, Pertamina pada 2015 diberikan penugasan berdasarkan Keppres yang baru No 191 tahun 2014 salah satunya berisi mengenai 3 jenis bahan bakar penugasan khusus.

Salah satunya masuk kategori ini adalah premium dengan kebijakan harga di sini adalah harga ditetapkan pemerintah dengan tidak disubsidi, dalam arti adalah tidak bicara adanya quota lagi.

"Jadi untuk setiap pembelian premium tersebut saat ini tidak dibatasi seperti sebelumnya, berapapun akan dilayani oleh pihak perusahaan sama halnya diberlakukan pembelian pertamax sebelumnya," kata dia.

Ia menambahkan, dengan ketentuan yang baru ini, diharapakan dapat memberikan kenyamanan di lingkungan pengelola SPBU serta masyarakat dalam menentukan pilihan nantinya.

Sebagai perbandingan pada tahun 2014 Pertamina telah distribusian premium bersubsidi hanya 98 persen dari quota, artinya secara tingkat quota yang diberikan tidak habis di pasaran saat ini bahkan berlimpah sehingga tidak perlu dikhawatirkan, katanya.