Distributor Kalbe Farma tarik ribuan ampul anestesi Buvanest Spinal

id anestesi, kalbe farma, distributor kalbe farma, tarik anestesi buvanest spinal

...Sejak beberapa hari terakhir distributor di Jambi telah menarik peredaran produk obat anestesi Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 ml/5 (ABVSA) dengan nomor batch 630077...
Jambi (ANTARA Sumsel) - Distributor perusahaan farmasi Kalbe Farma di Provinsi Jambi menarik 216 box atau sebanyak 1.080 ampul anestesi Buvanest Spinal 0,5 persen heavy dari sejumlah rumah sakit setempat.
        
Kepala Balai POM Jambi Ujang Supriyatna, Kamis, membenarkan bahwa pihak distributor telah menarik ratusan box anestesi Buvanest Spinal di Jambi pascapenarikan secara sukarela oleh perusahaan farmasi Kalbe Farma akibat kasus salah suntik obat di rumah sakit Siloam Karawaci.
        
"Sejak beberapa hari terakhir distributor di Jambi telah menarik peredaran produk obat anestesi Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 ml/5 (ABVSA) dengan nomor batch 630077," kata Ujang.
        
Penarikan kata Ujang berjalan terus, pihak distributor terus menyisir ke seluruh daerah di Provinsi Jambi untuk menarik obat itu. Hasilnya menurut Ujang hingga kemarin sudah sebanyak 216 box Buvanest Spinal telah ditarik dan diretur ke Jakarta.  
  
Dia menejelaskan, obat-obat itu tidak hanya ditarik dari rumah sakit yang ada di kota Jambi, tetapi distributor yang ada di Jambi juga menarik peredarannya dari seluruh wilayah Kabupaten/kota, kecuali Kerinci dan Kota Sungaipenuh sebab kedua daerah itu distributornya dari Provinsi Sumatera Barat.
   
Balai POM Jambi terus memantau peredaran obat anestesi tersebut sambil menunggu investigasi yang dilakukan oleh Badan POM pusat, sementara di apotek-apotek menurut Ujang obat itu tidak tersedia.
        
Untuk jenis obat Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml dengan nomor batch 629668 dan 630025 yang juga ditarik secara sukarela oleh produsennya, Ujang mengatakan untuk obat tersebut memang di Jambi tidak sampai beredar.
        
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan memantau investigasi yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan terkait kasus meninggalnya dua pasien di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang, setelah diberi injeksi anestesi Buvanest Spinal produk PT Kalbe Farma.
        
BPOM pusat pun mengirimkan surat peringatan kepada Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Anestesi dan Intensivis Indonesia (Perdatin) untuk tidak menggunakan injeksi Buvanest Spinal 0,5 persen heavy dari PT Kalbe Farma sampai investigasi yang dilakukan BPOM selesai, perusahaan Kalbe Farma pun akhirnya menarik secara sukarela jenis obat itu.