Pemerintah diminta beri solusi temuan makanan mengandung kimia

id ylki, yayasan konsumen indonesial

Pemerintah diminta beri solusi temuan makanan mengandung kimia

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) (Antarasumsel.com/Grafis/Aw)

Lubuklinggau (ANTARA Sumsel) - Yayasan Lembaga Kosumen Indonesia Kota Lubuklinggau-Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, mengharapkan pemerintah daerah memberikan solusi terhadap temuan makanan diduga mengandung zat kimia agar tidak merugikan masyarakat dan pedagang.

"Kalau hanya mengambil sampel kemudian mengumumkan bahwa makanan itu positif mengandung bahan kimia dan tidak ada solusinya akan menambah masalah baru," kata Sekretaris yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lubuklinggau Nurussulhi Nawawi, Senin.

Ia mengatakan sekarang ada protes dari empat pedagang bakso yang ditemukan tim kesehatan beberapa waktu lalu bahwa mereka merasa dirugikan akibat temuan itu karena belum ada solusinya.

Keempat empat pedagang bakso tidak mengaku mereka mencampur bahan bakso itu dengan jenis zat kimia seperti boraks karena mereka bukan menggiling sendiri tapi oleh usaha penggilingan daging bakso setempat.

Mestinya tim kesehatan itu tidak hanya mengambil sampel dengan pedagang, tapi tidak dilanjutkan ke usaha penggilingan daging bakso tersebut.

"Kami sangat berterima kasih tim kesehatan sudah menyelamatkan konsumen bakso, tapi masa depan pedagang itu perlu dipikirkan dan dicari pangkal permasalahannya," ujarnya.

Bila dalam pengusutan tersebut ditemukan ada kesengajaan baik dari pedagang maupun usaha pengolahan daging bakso tersebut, maka bisa dikenakan sanksi hukum karena akan merugikan kesehatan masyarakat umum.

Tidak menutup kemungkinan bisa ditemukan pedagang bakso menjual dagangan mengandung bahan kimia itu lebih banyak lagi, ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau Ridwan Nawawi sebelumnya menemukan makanan jenis bakso diduga menggunakan zat kimia yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

Ada empat warung bakso di Kota Lubuklinggau diduga kuat menggunakan zat kimia seperti boraks. Hal itu ditemukan tim kesehatan bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan saat melakukan razia pekan lalu.

Ia mengatakan berdasarkan hasil penelitian tim Dinas Kesehatan (Dinkes) menyebutkan sampel yang diambil dari butiran bakso itu positif mengandung zat berbahaya.

Hal itu dibuktikan dari hasil uji di laboratorium setempat dan positif empat warung itu menjual bakso mengandung boraks dengan kadar cukup tinggi.

Ia menjelaskan bahan kimia jenis boraks sangat berbahaya jika dikonsumsi manusia, karena boraks diproduksi sebagai bahan pembuatan tekstil seperti gelas, pengawet kayu kertas dan keramik.

Oleh karena itu boraks bukan digunakan sebagai bahan makanan, tetapi bahan tekstil dan bila tertelan dalam tubuh, akan menimbulkan efek samping sangat buruk bagi kesehatan, jelasnya.