Sudah saatnya petani gunakan jasa perbankan

id bantu petani kelola kebun, kembangka kebun, replanting, peremajaan kebun, kebun rakyat, bank sampoerna, bank

Sudah saatnya petani gunakan jasa perbankan

Pimpinan Bank Sampoerna dan PT Sampoerna Agro memberikan keterangan kepada wartawan di Palembang. (Foto Antarasumsel.com/15/Yudi Abdullah)

...Jika ada petani yang membutuhkan dukungan dana untuk mengelola lahan pertanian dan perkebunan dan melakukan peremajaan kebun, kami siap membiayainya...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Warisan nenek moyang berupa keahlian mengelola lahan pertanian dan perkebunan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut disyukuri.
       
Berkat warisan itu lahan yang terhampar sangat luas dapat dikelola dengan baik oleh generasi penerus negeri ini secara turun-temurun.
       
Seiring dengan berkembangnya teknologi pertanian pada era modernisasi dan globalisasi sekarang ini, warisan nenek moyang dalam mengelola lahan pertanian dan perkebunan perlu ada penyesuaian dengan kondisi kemajuan zaman sehingga hasilnya dapat lebih baik dan banyak serta mampu bersaing di kancah internasional.
       
Untuk menyesuaikan dengan kondisi tersebut, Normaliathy Fithri, M.M.--dosen kewirausahaan perguruan tinggi swasta di Palembang--mengatakan bahwa cara-cara tradisional, seperti dalam mengelola lahan dan mendapatkan modal kerja yang dilakukan petani selama ini perlu disesuaikan, bahkan ada beberapa hal harus ditinggalkan karena tidak tepat lagi diterapkan dalam era sekarang ini.
       
Sebagai contoh dalam mengelola lahan dengan cara membakar. Hal ini, menurut dia, sudah harus ditinggalkan karena asap sisa pembakaran rumput, ranting pohon, dan barang lainnya yang terdapat di lahan yang akan ditanami atau dijadikan kebun dapat menimbulkan dampak yang bisa merugikan kesehatan manusia dan gangguan berbagai aktivitas, seperti pelayaran dan penerbangan.
       
Meninggalkan kebiasaan tradisional itu memang relatif cukup sulit karena membutuhkan dukungan alat berat dan dana yang tidak sedikit jika dikelola secara modern.
       
Menghadapi kendala peralatan dan dana, petani di negeri ini perlu dibukakan wawasannya dan diberikan pemahamanan bagaimana cara untuk mendapatkan dukungan modal kerja dan akses ke perbankan, seperti yang dinikmati oleh pengelola perusahaan pertanian dan perkebunan besar nasional.
      
"Petani sekarang ini sudah saatnya menggunakan jasa perbankan jika ingin tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar dan memperbaiki taraf hidup keluarga yang lebih baik," ujarnya.
       
Menjadi tugas pemerintah dan pihak perbankan untuk melakukan edukasi kepada petani agar "melek" terhadap produk layanan jasa perbankan yang bisa dimanfaatkan petani untuk mengelola, mengembangkan, dan melakukan peremajaan (replanting) lahan pertanian dan perkebunan.
       
Dengan mendapat penjelasan yang baik dan benar dari orang-rang atau pihak yang berkompeten mengenai pemanfaatan produk jasa perbankan, menurut Norma, petani tidak takut lagi memanfaatkan jasa perbankan untuk mengelola lahan dengan cara yang lebih maju dan ramah lingkungan.
   
Bank Sampoerna Bantu Petani  
 
Salah satu bank yang memiliki perhatian yang relatif sangat besar terhadap petani adalah Bank Sahabat Sampoerna yang didukung dua grup besar, yakni Grup Sampoerna Strategic melalui PT Sampoerna Investama dan Grup Alfa melalui PT Cakrawala Mulia Prima.
       
Bank Sahabat Sampoerna bersama perusahaan dari grup yang sama PT Sampoerna Agro pada tahun 2015 gencar melakukan sosialisasi program pembinaan kebun plasma koperasi unit desa (KUD) untuk membantu petani mengelola lahan secara modern dan melakukan peremajaan kebun agar produksinya meningkat.
       
Head of SME and Funding Bank Sampoerna Ong Tek Tjan pada acara sosialisasi program pembinaan kebun plasma di hadapan 100 pengurus KUD di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (28/2), menjelaskan bahwa pihaknya siap membantu petani mengelola lahan dan melakukan peremajaan kebun yang sudah kurang produktif.
       
"Jika ada petani yang membutuhkan dukungan dana untuk mengelola lahan pertanian dan perkebunan dan melakukan peremajaan kebun, kami siap membiayainya dengan alokasi dana Rp40 juta hingga Rp50 juta per hektare," ujarnya.
       
Selain memberikan dukungan pembiayaan modal kerja, pihaknya bersama PT Sampoerna Agro akan memberikan pembinaan kepada petani mengenai cara membuka dan mengolah lahan perkebunan yang baik serta memilih bibit unggul yang cocok dengan kondisi lahan.
       
Pembinaan tersebut menurut dia penting diberikan karena jika sampai petani salah dalam mengolah lahan dan memilih bibit akan mengalami penyesalan yang panjang karena hasil kebunnya tidak sesuai dengan harapan serta biaya yang dikeluarkan.
       
"Jika petani salah dalam mengolah lahan perkebunan dan menanam dengan bibit yang hasilnya kurang maksimal, akan mengalami penyesalan panjang atau selama usia produktif tanaman, seperti pohon kelapa sawit hingga 20 tahun lebih," ujarnya.
       
Sementara itu, Managing Director Sampoerna Agro Parluhutan Sitohang mengatakan bahwa melalui program pembinaan kebun plasma KUD bersama Bank Sampoerna, pada tahun ini pihaknya segera melakukan peremajaan ratusan ribu hektare kebun kelapa sawit milik rakyat.
       
Khusus di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, pihaknya saat ini sedang melakukan penjajakan kerja sama peremajaan kebun kelapa sawit dengan 32 KUD di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Dari jumlah itu, sebanyak 12 KUD di antaranya siap memulai kegiatan peremajaan kebun rakyat dengan luas lahan mencapai 46.000 hektare.
       
Parluhutan berharap kegiatan untuk mendukung kemajuan dan kesejahteraan petani plasma tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan target yang diharapkan dan mendapat dukungan dari pengurus KUD serta semua pihak terkait.
       
Kepala Bank Sampoerna Cabang Palembang Kemas Afandi menambahkan bahwa pada tahun ini pihaknya tengah menyiapkan dana untuk membiayai peremajaan 46.000 hektare kebun kelapa sawit milik rakyat di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, yang mulai mengalami kerusakan dimakan usia dan kurang produktif.
       
Untuk membiayai peremajaan ribuan hektare kebun sawit rakyat tersebut, pada tahap awal dialokasikan dana modal kerja sebesar Rp34 miliar dan nilainya akan terus ditingkatkan hingga mencapai Rp1,8 triliun.
       
Petani yang kebunnya sekarang ini mengalami kerusakaan dan mulai memasuki usia kurang produktif atau penurunan jumlah produksi, bisa bersama-sama melalui KUD mengajukan permohonan pembiayaan peremajaan kebun.
       
Permohonan KUD yang memenuhi persyaratan akan diberikan kredit modal kerja yang bisa digunakan untuk membeli alat berat, pengolahan lahan, bibit unggul, pupuk, dan kebutuhan biaya pendukung untuk peremajaan kebun lainnya.
       
Petani bernaung di dalam KUD yang mendapat dukungan pembiayaan peremajaan kebun tidak dilepas begitu saja, tetapi akan mendapat bimbingan dari tim ahli PT Sampoerna Agro.
       
Dengan mendapat bimbingan dari perusahaan yang fokus bergerak pada bidang perkebunan itu, diharapkan peremajaan kebun sawit rakyat di Kabupaten OKI itu bisa berhasil meningkatkan produksi dari 20 ton per hektare menjadi 35 ton/hektare.
       
Peningkatan produksi itu, kata Afandi, dapat mendukung kemajuan dan kesejahteraan petani sekaligus dapat memberi keuntungan bagi Bank Sampoerna karena mereka dapat mencicil kreditnya secara teratur dan melunasinya sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.