Angka kematian ibu di Palembang tinggi

id dinkes, kadinkes palembang

Angka kematian ibu di Palembang tinggi

Kepala Dinas Kesehatan Palembang Anton Suwindro (paling kanan). (Foto Antarasumsel.com/15/Nila Fuadi/Aw)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Angka kematian ibu dan bayi akibat kegagalan persalinan di Palembang, Sumatera Selatan, tergolong tinggi karena mencapai 17 orang pada 2015, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang Anton Suwindro.

"Pada tahun lalu terdapat 12 orang ibu dan lima orang bayi yang meninggal dunia akibat persalinan. Artinya masih ada yang perlu diperbaiki terkait dengan kemampuan bidan dalam menanggani pasien," kata Anton seusai Workshop Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Palembang, Senin.

Ia mengatakan, bidan sebagai ujung tombak dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi harus memberikan pengertian kepada ibu hamil agar mau memeriksakan kandungan secara rutin.

"Pemeriksaan rutin ini adalah upaya deteksi dini atau upaya pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan," kata dia.

Ia mengemukakan, terdapat sejumlah permasalahan yang kerap terjadi dari masa kehamilan hingga persalinan, seperti kurang cermat dalam memeriksa, tidak mampu memantau kemajuan persalinan, dan terlambat merujuk.

Selain itu terdapat juga bidang yang tidak memiliki izin praktik dan memperkerjakan asisten bidan yang tidak mempunyai surat izin kerja bidan (SIKB).

"Persoalan kecermatan dan komunikasi sejauh ini adalah yang utama dalam menyebabkan kematian ibu dan bayi," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2012 menunjukkan bahwa angka kematian ibu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup pada 2012.

Ini berarti di Indonesia, ditemukan kurang lebih 44 orang ibu meninggal dan 440 bayi yang meninggal setiap harinya, ujarnya.