Daerah aliran sungai jadi target BKKBN Sumsel

id bkkbn, aliran sungai, daerah aliran sungai

Daerah aliran sungai jadi target BKKBN Sumsel

Pelayanan KB di daerah terpencil (ANTARA FOTO)

...Setiap tahun dan secara reguler, para petugas kesehatan mendatangi secara langsung penduduk yang tinggal di aliran sungai. Sistem jemput bola harus dilakukan karena penduduknya rata-rata di bawah garis kemiskinan sehingga tidak ada biaya untuk men
Palembang (ANTARA Sumsel) - Daerah aliran sungai menjadi target penyaluran bantuan alat kontrasepsi secara langsung Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional karena kawasan ini sangat minim terhadap akses kesehatan.
     
"Setiap tahun dan secara reguler, para petugas kesehatan mendatangi secara langsung penduduk yang tinggal di aliran sungai. Sistem jemput bola harus dilakukan karena penduduknya rata-rata di bawah garis kemiskinan sehingga tidak ada biaya untuk mendatangi pusat pelayanan kesehatan," kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Selatan Aan Jumana di Palembang, Kamis.
     
Ia mengatakan, Sumatera Selatan yang sebagian besar merupakan kawasan perairan memberikan tantangan sendiri bagi BKKBN Sumsel dalam mencapai target tahunan.
     
Apalagi, penduduk yang tinggal di daerah aliran sungai itu pada umumnya sangat minim akses informasi mengenai pentingnya menggunakan alat kontrasepsi.
     
"Pada kunjungan langsung sering didapati seorang ibu yang memiliki lebih dari lima anak di usia belum 30 puluh tahun. Ini jelas sangat mengkhawatirkan mengingat berada di bawah garis kemiskinan," ujar dia.
     
Untuk itu, BKKBN menjadikan layanan kunjungan langsung sebagai solusi untuk menekan angka pertumbuhan penduduk, khususnya yang tinggal di daerah aliran sungai.
     
Alat kontrasepsi seperti kondom, pil, suntik, hingga metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implant diberikan secara cuma-cuma. 
     
"Pada umumnya sudah mengetahui mengenai apa itu KB, tapi untuk pengetahuan mengenai alat kontrasepsi masih sangat terbatas, karena tahunya hanya pil dan suntik," ujar dia.
     
Lantaran itu, BKKBN Sumsel sejak tiga tahun terakhir aktif memperkenalkan metode kontrasepsi jangka panjang (mkjp) yakni penggunaan implant dan Intra Uterine Device (IUD).
     
Penggunaan alat kontrasepsi ini dipandang sangat efektif dalam menekan angka pertambahan penduduk mengingat memiliki rentan waktu cukup lama dalam memproteksi dibandingkan dengan jenis pil atau suntik.
     
Pemasangan alat kontrasepsi jenis IUD dapat berfungsi hingga 10 tahun dan implant untuk masa 3 tahun sehingga mengurangi potensi "drop out" pemakaian kontrasepsi.
     
"Jika menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik jelas merepotkan bagi mereka karena setiap tiga bulan harus ke layanan kesehatan, iya jika ada uang, tapi jika tidak maka bisa kebobolan. Jadi, saat ini BKKBN berupaya mengkonversikan dengan IUD atau implant," ujar dia.
     
Pada 2014, peserta KB baru tercatat sebanyak 367.324 akseptor atau 92,77 persen dari target sebesar 395.933 akseptor. 
     
Sementara untuk pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), terdapat 68.747 akseptor atau 59,52 persen dari target yakni 115.501 akseptor. 
     
Untuk peserta KB Aktif (PA) yakni 1.263.556 akseptor atau 120,66 persen melebihi target yakni 1.047.187 akseptor. 
     
Kemudian, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 1.637.066 maka PA/PUS Sumsel berada pada angka 77,18 persen di atas rata-rata persentase nasional yang mematok 67,8 persen.