Duplikasi Jembatan Musi II mampu dibebani 280 ton

id Duplikasi Jembatan Musi

Duplikasi Jembatan Musi II mampu dibebani 280 ton

Sejumlah kendaraan melintas di Jembatan Duplikasi Musi II Palembang, Senin (23/3), dalam uji coba sebelum resmi digunakan pada Senin mendatang. (Foto Antarasumsel.com/15/Dolly Rosana)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Duplikasi Jembatan Musi II Palembang mampu menahan beban dengan berat 280 ton berdasarkan hasil uji Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional (BBJN) Wilayah III Sumatera Kementerian Pekerjaan Umum, Jumat.

Uji beban yang memakan waktu sekitar empat jam ini menggunakan 10 unit truk dengan berat satu truk mencapai 28 ton atau berat total 280 ton.

Sepuluh truk ini diparkir di atas jembatan untuk kemudian diuji oleh tim teknik Kementerian Pekerjaan Umum.  
  
Salah seorang staf penguji dari BBJN Wilayah III Sumatera Azwar Edi mengatakan, dalam tes ini lebih difokuskan untuk mengamati kemampuan menahan beban pada lengkungan jembatan.  
  
"Dari tes akan didapatkan angka, dan dari angka ini dapat terlihat seberapa layak jembatan ini untuk dioperasikan," kata dia
  
Kepala Satuan Kerja Jalan dan Jembatan Metropolis Palembang BBJN III Aidil Fitri mengatakan uji beban ini merupakan rangkaian dari keseluruhan uji coba jembatan sebelum resmi digunakan pada April mendatang.

Setelah pengetesan ini, tim dari Kementerian PU akan mengevaluasi dan melansir hasilnya dalam dua hingga tiga hari ke depan.

Terkait dengan rencana peresmian jembatan tersebut, Aidil mengatakan telah mengajukan permohonan ke Kementerian PU agar diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Peresmian ini akan digandengkan dengan peresmian Jalan Underpass Simpang Patal yang saat ini sudah digunakan masyarakat.

"Permohonan sudah diajukan untuk pertengahan April ini, jika presiden tidak bisa maka yang meresmikan adalah Menteri PU," ujar dia.

Jembatan Duplikat Musi II ini telah dikerjakan sejak dua tahun lalu dengan menelan dana sekitar Rp200 miliar.

Pembangunan jembatan ini untuk mengurangi beban dari Jembatan Musi II yang sudah melampaui batas karena menjadi satu-satunya akses dari Jalan Keramasan menuju Jalan Alamsyah Ratu Prawira Negara.

Jalan ini sering dilalui truk bertonase tinggi yang membawa mineral batu bara, buah kelapa sawit, dan getah karet.