Musim buah volume sampah di Palembang meningkat

id musim buah volume sampah di palembang meningkat, sampah

Musim buah volume sampah di Palembang meningkat

Tumpukan sampah di TPA Sukawinata Palembang. (FOTO Antarasumsel.com/Fenny Selly)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Volume sampah di Kota Palembang meningkat 2-3 ton per hari dalam beberapa pekan terakhir terkait dampak musim buah-buahan di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Selatan.

Sekretaris Dinas Kebersihan Kota Palembang Mahbuk, Rabu, mengatakan, volume sampah itu rata-rata sekitar 700 ton per hari, namun sejak musim buah menjadi 702 ton hingga 703 ton per hari yang dibuang ke TPA Sukawinatan.

"Buah-buahan seperti duku, rambutan, durian, saat ini sedang musim. Sebagian besar, buah-buahan ini dikirim ke Palembang sehingga berpengaruh pada volume sampah," kata dia.

Beragam buah-buahan itu berasal dari Kabupaten Ogan Ilir (OI), Musi Banyuasin, Lubuklinggau, Empat Lawang, Muara Enim, Ogan Komering Ilir (OKI), OKU Timur dan lainnya.

"Saat ini sering dijumpai penjual buah-buahan yang menjajakan dagangan di pinggir jalan. Kondisi ini membuat kota rawan sekali kotor karena pedagang sering meninggalkan sampah begitu saja," kata dia.

Untuk itu, DKK Sumsel menyiagakan petugas kebersihan untuk memantau dan membersihkan pada jam tertentu agar Kota Palembang tetap bersih.

"Pemerintah mengingatkan kepada pedagang untuk membersihkan tempat yang digunakan, karena jalan-jalan utama dipastikan ada tempat sampah yang disediakan pemeritah. Begitu pula bagi pedagang yang berjualan di pasar," kata dia.

Ia menambahkan, selain musim buah-buahan, terdapat penyebab lain yang membuat bertambahnya volume sampah, seperti adanya hari besar keagamaan, musim hujan, dan hari libur.

"Ketika musim hujan, sampah banyak menumpuk di sungai. Sementara hari libur, masyarakat dari daerah banyak ke Palembang, yah secara otomatis sampah meningkat," ujar dia.

Sementara, Plt Wali Kota Palembang Harnojoyo mengajak masyarakat turut berjuang mempertahankan Piala Adipura Kencana dari Kementerian Lingkungan Hidup pada perhelatan tahun 2015.

Salah satu penilaian utama dari ajang ini yakni kebersihan kota.

"Pemkot Palembang mengharapkan warga mau peduli dengan lingkungan tempat tinggalnya dahulu, jangan dibiarkan kotor, saluran air harus bersih dari sampah. Jika sudah, diharapkan peduli juga dengan lingkungan," kata dia.

Kota Palembang pada 2014 meraih Piala Adipura Kencana, setelah pada 2013 harus merelakan diambil DKI Jakarta.

Piala ini sempat menjadi milik Palembang dalam tiga tahun berturut-turut tepatnya 2007-2009, sebelum akhirnya berpindah ke Banda Aceh pada 2010.