Menhub: Polisi harus kejar pelaku SMS teror

id menhub: polisi harus kejar pelaku sms teror, sms, ignasius jonan

Menhub: Polisi harus kejar pelaku SMS teror

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan (ANTARA FOTO/R. Rekotomo) (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

...Saya rasa ini `guyon` saja tapi polisi tidak boleh mendiamkan karena sudah menggangu kepentingan umum...
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta polisi mengejar pelaku pengirim pesan singkat (sms) ancaman bom yang disampaikan kepada staf Batik Air sehingga terjadi pendaratan darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Jumat pagi.

"Saya rasa ini `guyon` saja tapi polisi tidak boleh mendiamkan karena sudah menggangu kepentingan umum," kata Jonan yang diwawancai di ruang tunggu keberangkatan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, sebelum kembali ke Jakarta, sekira pukul 11.30 WIB.

Ia yang dimintai komentar terkait pendaratan darutat pesawat Batik Air Airbus 320-PK LAG rute Ambon-Jakarta mengatakan telah memerintahkan otoritas bandara setempat untuk meminta bantuan polisi mengejar pelaku.

"Ini harus diproses hukum, pelaku harus dikejar. Ini bisa, kan ada nomor teleponnya," kata Jonan.

Terkait dengan respon pilot yang mendaratkan darurat pesawat, menurutnya sudah tepat karena pesan singkat itu dikirimkan setelah pesawat berada di udara.

"Artinya pesan ini diterima pilot melalui ATC, jika sebelum `take off` tentu lain cerita," ujar dia yang ke Palembang untuk mengecek bandara SMB II sebagai alternatif pendaratan pesawat peserta Konferensi Asia Afrika Bandung.

Berdasarkan penjelasan resmi Kemeterian Perhubungan diketahui bahwa pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6171 tujuan Ambon-Jakarta kemudian diarahkan untuk mendarat darurat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

"Telah mengalami pendaratan darurat karena terjadi block on pesawat Batik Air yang diterbangkan oleh Kapten Pilot Luther tujuan Ambon-Jakarta (CKG)," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Julius Andravida Barata.

Dia juga menjelaskan bahwa kapten pilot pesawat itu mendapat informasi tentang adanya pesan ancaman bom dari Pengendali Lalu Lintas Udara Ambon setelah pesawat berangkat menuju ke Jakarta.

Kapten Pilot Luther kemudian memutuskan untuk mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Pukul 07.30 WITA, sebanyak 125 penumpang, enam awak kabin dan tiga awak tambahan dalam pesawat itu sudah dievakuasi ke ruang tunggu bandara dengan pengawasan dari petugas Angkasa Pura I.

Pukul 08.30 WITA, pasukan Gegana Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat tiba untuk melakukan pemeriksaan dan tidak ditemukan bom seperti yang diancamkan pengirim pesan singkat.