Petinju andalan Indonesia gugur di babak awal

id piala presiden, tinju, petinju indonesia

Petinju andalan Indonesia gugur di babak awal

Kejuaraan Tinju Amatir Piala Presiden XXII di Palembang Sumatera Selatan, 22-29 April 2015. (Foto Antarasumsel.com/15/Feny Selly) (Foto:antarasumsel.com/15/Feny Selly)

...Lawan tampil lebih banyak agresif, sementara saya lebih banyak menunggu...
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Petinju andalan Indonesia Beatrichx Sugoro (21) gagal membuka peluang medali bagi tuan rumah setelah dikalahkan atlet asal Thailand Chutamat Raksut dengan skor 2-1 pada babak 16 besar Kejuaraan Internasional Piala Presiden XXII di Palembang, Senin.

Beatrichx yang diharapkan tampil maksimal pada kelas 48 kilogram tidak dapat mengatasi permainan menyerang Chutamat yang menjadi andalan lawan selama tiga ronde x 2 menit.

"Lawan tampil lebih banyak agresif, sementara saya lebih banyak menunggu. Chutamat lebih banyak memukul dan kakinya lincah sekali," kata Bea, sapaan akrabnya, yang dijumpai seusai pertandingan.

Meski menelan kekalahan, tapi Bea tidak berputus asa karena pertandingan di Piala Presiden ini merupakan ajang uji coba sebelum turun di SEA Games pada Juni mendatang. Apalagi di atas kertas, lawan lebih diunggulkan dibandingkan dirinya.

"Pada Kejuaraan di Korea Selatan tahun lalu, Chutamat meraih perunggu, sementara saya hanya lolos ke babak delapan besar," kata atlet asal Manado, Sulawesi Utara ini.

Bagi Bea, kekalahan atas petinju Thailand ini menjadi pelajaran berarti dalam menggalang kemampuan maksimal sebelum turun di SEA Games Singapura.

"Meski kalah, saya sudah tahu kelebihan dan kelemahan Chutamat. Jika di SEA Games nanti dipertemukan, saya justru optimistis bisa menang," kata peraih medali perak PON Riau ini.

Bea merupakan salah seorang petinju andalan Indonesia di SEA Games mendatang karena pada ajang serupa pada dua tahun lalu di Myamar berhasil menggondol medali perak.

Namun, patut disayangkan karena kegagalan Bea ini juga diikuti rekan sesama pemusatan latihan nasional (pelatnas) yakni Norbertha Tajum yang dikalahkan petinju Jepang Shnmoto Aya dengan skor 3-0 pada kelas 54 kg.

Sementara, hasil sebaliknya justru ditorehkan petinju nonunggulan yang memperkuat Tim Indonesia B dan C, yakni Apriliani Tobeg yang mengalahkan petinju Srilangka Khed de Silva dengan skor 2-1 pada kelas 48 kg, dan Sarjubala Devi yang mengalahkan petinju Singapura Hui Xin Yee Leona dengan skor 3-0 pada kelas 48 kg.

Hasil positif juga ditorehkan Yunita Sanadi yang mengalahkan petinju Vietnam Luuthi Duyen dengan skor 3-0 pada kelas 60 kg.

"Indonesia mengirimkan tiga tim, Tim A merupakan atlet pelatnas, tim B dan tim C merupakan atlet juara kejurnas. Kesempatan masih terbuka karena untuk sektor putri masih ada satu kelas yang belum final siapa petinjunya," kata Pelatih Timnas Agus Suwandana.

Pada SEA Games 2015, Timnas Tinju Indonesia dibebani target dua medali emas atau meningkat tajam dari capaian di Myanmar dengan lima medali perak.