Visi dan cita-cita untuk kemajuan Asia Afrika

id kaa, kaa 2015, kaa 60, kaa jakarta, kaa bandung, konferensi asia afrika, visi kaa, cita-cita kaa, kemajuan kaa

Visi dan cita-cita untuk kemajuan Asia Afrika

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutannya dalam acara Peringatan ke-60 Tahun Konferensi Asia Afrika Tahun 2015 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4). (ANTARA FOTO/aacc2015/Widodo S. Jusuf)(

....Cita-cita harus kita raih dengan kerja sama secara sejajar dengan sahabat dari negara lain....
Jakarta, (ANTARA Sumsel) - Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 menjadi tonggak penting dalam sejarah bangsa-bangsa Asia dan Afrika.

Pada waktu itu, para delegasi yang berasal dari 29 negara peserta konferensi berkumpul di Bandung, Indonesia untuk membahas perdamaian, keamanan, dan pembangunan ekonomi di tengah-tengah berbagai masalah yang muncul di berbagai belahan dunia.

Dalam sambutannya untuk memperingati 60 tahun KAA di Bandung, Presiden Joko Widodo menyerukan semua negara Asia Afrika mendorong kerja sama di semua sektor, karena merupakan kunci kemajuan dan kesejahteraan serta untuk menghadapi tantangan saat ini.

"Cita-cita harus kita raih dengan kerja sama secara sejajar dengan sahabat dari negara lain," kata Presiden di Gedung Merdeka Bandung, Jumat.

Presiden menambahkan,"sebagai Presiden Republik Indonesia dan memimpin lebih 250 juta rakyat Indonesia, belum terbebas dari kemiskinan. Kita masih tertinggal dari negara maju dan masalah ini masih dihadapi negara sahabat di Asia Afrika".

Presiden mengajak semua yang hadir untuk menggelorakan kembali semangat Asia Afrika yang dicanangkan oleh para pemimpin besar negara pada 1955.

"Saya serukan mari kita gelorakan semangat Bandung dan perjuangkan semangat pemimpin terdahulu dan tingkatkan saling pengertian dan perdamaian dunia serta kemerdekaan Palestina harus terus diperjuangkan," kata Presiden.

   Visi dan cita-cita

Presiden mengatakan visi dan cita-cita para pendiri Konferensi Asia Afrika sangat jauh ke depan sehingga melebihi pemikiran umum di masa itu.

"Dahulu di ruangan ini hadir para pendahulu kita yang menginspirasi dunia," kata Presiden.

Presiden menegaskan,"semangat inisiator Bung Karno masih mengggema di ruangan ini, gelora pemimpin Jawaharlal Nehru masih ada dii ruangan ini, semangat solidaritas pemimpin Mohammad Ali belum padam, di ruangan ini cita-cita suci pemimpin besar Sir John Koetawala masih menggema, di ruangan ini kesabaran revolusioner pemimpin U Nu masih menyentuh dinding hati kita".

Kepala Negara mengatakan semua negara pencetus KAA adalah sebuah perwujudan dari cita-cita.

"India adalah cita-cita ,Pakistan adalah cita-cita, Srilanka adalah cita-cita, Myanmar cita-cita, Indonesia adalah sebuah cita-cita tentang kehidupan merdeka adil dan sejahtera cita-cita lahirnya semangat Bandung dari kota ini mereka menggelorakan semangat kemerdekaan dan keadilan bagi bangsa Asia Afrika itu sikap luhur pendahulu kita cita-cita mereka lebih besar dari zamannya," kata  Joko Widodo.

Kepala Negara juga menegaskan pentingnya kerja sama ekonomi.

"Selain itu bahu- membahu meningkatkan kemakmuran rakyat serta kerja sama ekonomi dan perdagangan, bahu membahu. Saya harap terus diperjuangkan bersama di masing masing negara kita," tegasnya.

Sementara itu perwakilan Afrika, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mengatakan kerja sama Asia dan Afrika harus terus ditingkatkan dan saat ini merupakan waktu yang tepat.

Mugabe juga mengatakan tantangan yang dihadapi saat ini berbeda namun tidak boleh menurunkan semangat kerja sama agar semua negara di Asia dan Afrika bisa sejahtera dan maju.

"Selama 30 tahun terakhir, perdagangan antara kedua kawasan kita (Asia-Afrika) telah meningkat secara pesat, tetapi dengan keadaan yang sangat tidak seimbang," kata Robert Mugabe.

Presiden Mugabe mengakui negara-negara Afrika masih tertinggal dalam bidang ekonomi dibandingkan dengan negara-negara Asia.

Menurut dia, pada 2013, arus perdagangan dari Asia ke Afrika tercatat sebesar 26 persen dari total perdagangan Afrika, sedangkan arus perdagangan dari Afrika ke Asia tercatat hanya sekitar tiga persen dari total perdagangan Asia.

Oleh karena itu, Mugabe menyerukan harus ada solidaritas di antara negara-negara Asia dan Afrika agar dapat mencapai keseimbangan ekonomi antara negara-negara di kedua benua.
  
   Palestina


Selanjutnya, Wakil Presiden Venezuela Jorge Arreaza juga mengharapkan negara-negara Asia-Afrika segera memiliki strategi nyata untuk membantu Palestina segera mendapatkan kemerdekaan.

Arreaza menyatakan dukungan Venezuela untuk mendorong Bangsa Palestina memperoleh kemerdekaan dalam pidatonya sebagai negara pengamat peringatan 60 tahun KAA.

Sebagai wakil negara pengamat dalam peringatan 60 tahun KAA, Wapres Venezuela mengapresiasi pidato Joko Widodo yang dengan tegas menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina dan menyerukan perdamaian dunia.

"Namun, hal yang lebih kita perlukan adalah strategi untuk menghimpun semua kekuatan Asia Afrika untuk bersatu membantu Palestina meraih kemerdekaan," kata dia.

Wapres Arreaza juga menyetujui gagasan Indonesia yang ingin mendorong Asia-Afrika untuk mengubah arsitektur perekonomian dunia yang dianggap belum memberikan keuntungan bagi seluruh masyarakat dunia secara merata.

Wapres Arreaza juga menyampaikan keyakinannya bahwa dengan Semangat Bandung yang dicetuskan pada 1955, Asia-Afrika akan dapat bersatu untuk membantu memberikan kemerdekaan kepada Bangsa Palestina yang telah lama terjajah.

Selain itu, Venezuela sebagai salah satu negara Amerika Latin akan terus memberikan dukungan untuk mempererat kerja sama Selatan-Selatan di berbagai bidang.

    
   Bandung Message

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Raja Swaziland Mswati III juga telah menandatangani dokumen Bandung Message 2015 secara simbolik di Gedung Merdeka, Bandung.

Penandatanganan Bandung Message 2015 dilakukan berurutan dari Presiden Xi Jinping sebagai wakil Asia, dilanjutkan Raja Mswati III sebagai wakil Afrika dan terakhir oleh Presiden Jokowi sebagai tuan rumah peringatan 60 tahun KAA di Jakarta dan Bandung 19-24 April.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan pemilihan kedua negara tersebut didasari beberapa pertimbangan untuk mewakili Asia dan Afrika.

Tiongkok menjadi wakil Asia karena merupakan negara besar dan telah tumbuh menjadi negara maju.

Sementara Swaziland menjadi wakil Afrika karena termasuk negara yang stabil di benua tersebut.

Menurut Juru Bicara KAA dan juga Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Yuri Thamrin, Bandung Message 2015 merupakan dokumen yang berisi visi negara-negara Asia-Afrika yang ingin dicapai, di dalamnya juga terdapat deklarasi tentang Bandung sebagai kota Hak Asasi Manusia.

Selain Bandung Message, dalam peringatan 60 tahun KAA juga akan dideklarasikan dokumen Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) yang berisi kerangka kerja implementasi dan tindak lanjut Bandung Message.

Dokumen ketiga adalah Deklarasi Palestina yang berisi delapan poin yakni menyampaikan dukungan kepada Palestina untuk meraih kemerdekaan, rasa salut atas perjuangan dan ketabahan Palestina, mendorong solusi dua negara, mengutuk perlakuan Israel sebagai penjajah dan mengutuk serangan Israel.

Deklarasi itu juga mendorong rekonstruksi Gaza, mendorong realisasi aplikasi Palestina sebagai anggota PBB, dan mendorong negara-negara di Asia-Afrika yang belum mengakui Palestina sebagai negara untuk segera melakukannya.