YLKI prihatin kenaikan harga BBM

id lubuklinggau, ylki, kenaikan harga bbm, harga bbm, bahan bakar minyak, minyak

YLKI prihatin kenaikan harga BBM

Ilustrasi (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly)

Lubuklinggau, (ANTARA Sumsel) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, prihatin atas kenaikkan harga bahan bakar minyak belum lama ini.

Sebab kebijakan pemerintah itu amat berdampak terhadap harga kebutuhan sembilan bahan pokok masyarakat yang hingga kini terus melambung, kata Sekretaris Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lubuklinggau-Musirawas Nurussulhi Nawawi, Selasa. 

Menurut dia, belum selesai dampak kenaikan harga premium yang berulang kali itu, kini menyusul lagi kenaikan harga pertamax sehingga otomatis berdampak lagi terhadap harga sembako.

Akibat kenaikan harga premium berulang kali itu, beberapa tarif angkutan umum menjadi naik setelah kenaikan pertamax. 

Padahal premium saja dampaknya hingga kini masih dirasakan masyarakat, mestinya kenaikan pertamax itu ditunda dulu agar kerugian rakyat tidak bertambah parah.

Ia berharap jangan sampai kenaikan pertamax berdampak buruk lagi terhadap kebutuhan bahan pokok rakyat karena konsumen atau masyarakat sudah makin susah dengan tidak stabilnya harga kebutuhan pokok, ujarnya.

Mengenai kenaikan harga gas LPG tiga kilogram akhir-akhir ini Pertamina menggelar operasi pasar, sehingga masyarakat golongan ekonomi rendah bisa menjangkaunya.

Berdasarkan usulan dari masyarakat di kecamatan terpencil seperti di Jaya Loka, Musirawas dan di Kecamatan Nibung Kabupaten Musirawas Utara mereka mengharapkan adanya operasi pasar gas tiga kilogram.

Sebab sebagian petani sudah terbiasa menggunakan gas tiga kilogram pengganti minyak tanah, namun saat ini kesulitan mendapatkan gas tersebut, meskipun tersedia namun harga sangat tinggi dan tak terjangkau.

Ia menjelaskan, harga penjualan gas LPG tiga kilogram saat ini sudah tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah yaitu Rp16.000 per tabung.

Para pedagang di beberapa desa di kecamatan jauh dari ibu kota kabupaten menjual gas isi ulang tiga kilogram antara Rp20.000 hingga Rp30.000 pertabung.

Salah seorang warga Desa Jaya Loka Armen mengatakan, dengan kenaikan harga BBM ini hasil perkebunan malah turun dan harga kebutuhan bahan pokok terus naik.