Tuntutan tampil glamor buat model terjerumus

id model, prostitusi

Tuntutan tampil glamor buat model terjerumus

Ilustrasi---Model membawakan karya sejumlah perancang yang tergabung dalam lembaga tren Indonesia Trend Forecasting bertemakan "Trend 2015/2016 Re+Habitat dalam Indonesia Fashion Week 2014 di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Kamis (20/2). (ANTARA

...Jika saya bisa membandingkan jumlah model dan pekerjaan yang ada yakni 10:100. Sementara untuk satu kali tampil di panggung peragaan busaha hanya mendapatkan bayaran Rp500.000 hingga Rp1 juta ...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Tuntutan ekonomi untuk selalu tampil glamor membuat model kerap terjerumus bisnis prostitusi karena menggangap cara ini sebagai solusi untuk menjaga eksistensi di dunia hiburan, kata salah seorang pemilik agen model di Palembang.
    
"Model ini pendapatannya tidak sebesar yang dibayangkan masyarakat. Bagi yang sudah top, memang ada tarifnya, tapi bagi yang baru tentu sulit apalagi di satu sisi harus tampil mewah terus. Jadi ini yang terkadang menjadi tekanan tersendiri, sehingga ketika ada tawaran mendapatkan uang dengan cara pintas, langsung diambil," kata Bob, pemilik Bob Agency Model di Palembang, Rabu.
    
Ia yang diminta tanggapan terkait kasus tertangkapnya artis berisial AA bersama mucikarinya yang terlibat dalam bisnis prostitusi online mengatakan, kesalahan dalam bergaul menjadi penyebab utama seorang model terjeremus dalam prostitusi.
    
Sementara, di sisi lain pengelola (agen) tidak dapat menyelami hingga terlalu jauh mengenai latar belakang dan pergaulan model yang dimanajemeni.
    
"Saya melihat, ini gara-gara salah pergaulan. Awalnya mereka pasti sosok baik-baik, tapi setelah mengenal pihak yang salah mulai berubah, biasanya bertahap dan lama kelamaan jadi benar-benar berani," kata Bob pemilik Bob Model Agency di Palembang, Senin.
    
Kondisi ini semakin diperparah oleh ketatnya persaingan di dunia hiburan  sehingga memaksa seseorang untuk berani mengeluarkan modal terlebih dahulu untuk mendapatkan pekerjaan.
    
"Jika saya bisa membandingkan jumlah model dan pekerjaan yang ada yakni 10:100. Sementara untuk satu kali tampil di panggung peragaan busaha hanya mendapatkan bayaran Rp500.000 hingga Rp1 juta untuk model di Palembang. Kondisi ini, terkadang membuat model berani ke Jakarta, karena di sana lebih banyak event, tapi di satu sisi juga lebih besar pengaruh buruknya," kata dia. 
    
Menurutnya, peran orangtua dalam pengawasan adalah senjata paling ampuh untuk menjaga agar model tidak terjerumus ke prostitusi hingga narkoba. 
    
"Sebenarnya mudah untuk jadi model, tinggal daftar di sekolah model, belajar, bergabung dalam agen model, kemudian ikut casting maka sudah bisa dikatakan artis, tinggal mau jadi sebatas artis kacangan atau benar-benar artis besar. Ingin jadi artis besar yang dalam tanda kutif positif tentunya harus bekerja keras, tidak bisa lewat jalan pintas," kata dia.
    
Menurutnya, kasus prostitusi di dunia artis itu sejatinya bukan hal baru karena sejak lama ada pekerja seni yang "nakal".
    
Hanya saja, angka fantastis untuk sekali transaksi yakni antara Rp80 juta hingga Rp200 juta membuat kasus hukum ini menjadi menarik perhatian masyarakat.
    
Bob menyatakan sangat menyayangkan kejadian ini karena secara langsung telah menganggu bisnis yang dijalaninya.
    
Lantaran perbuatan satu orang model membuat coreng pada bisnis yang digelutinya di Palembang sejak 22 tahun lalu.
    
"Biasanya, dalam setiap pekan ada 20 model lebih yang latihan di tempat saya, kini hanya 10 orang. Bisa jadi disuruh orangtuanya untuk berhenti dulu seiring dengan ramainya kasus di media massa," kata dia.