Bandung, (ANTARA Sumsel) - Tiga film pendek karya sineas dari Kota Bandung, Yogyakarta dan Surabaya menjadi pemenang pada Festival Taman Film Kota Bandung yang digelar 10-16 Mei 2015.
"Festival Taman Film Bandung memperebutkan tiga film terbaik, dan ada enam film bersaing ketat untuk menjadi yang terbaik pada final di sini," kata Penanggung Jawab Festival Taman Film Bandung Ilma Indriasri di Bandung, Minggu.
Tiga film yang menjadi pemenang adalah "Mak Cemplung" karya Cinematography Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk genre komedi, "Alumonimania" karya Tempe Langit Production FK Unpad untuk genre thriller, dan "Perempuan" karya Cinematography UNAIR untuk genre Drama.
Ilma menyebutkan acara itu bertujuan untuk mengisi ruang publik di Taman Film Bandung. Selain itu juga bertujuan untuk mendekatkan para pembuat film independen dengan penontonnya.
Menurut Ilma, kegiatan itu mendorong film itu bisa komunikasi sama penonton dan penonton bisa memberi umpan balik bagi sineasnya.
"Sebenarnya semua sineasnya itu bisa datang dan melihat bahwa sebenarnya penonton juga punya pilihan," katanya.
Guna mengakomodasi hal itu sistem festival itu dikemas dalam bentuk turnamen. Selama lima hari, 22 film diputar secara berpasangan. Penonton akan memilih satu dari dua film yang ditayangkan.
Pemenang ronde pertama akan dilanjutkan ke ronde kedua. Hingga akhirnya terpilih tiga film terbaik pada genre komedi, drama, dan thriller. Uniknya Pemilihan film dilakukan dengan sistem voting.
"Penonton menentukan film itu bagus atau tidak. Sineas ingin mengomunikasikan idenya, bukan ide dalam filmnya yang salah, tapi mungkin cara mengomunikasikannya," katanya.
Selama lima hari, Festival Taman Film memutar 22 film yang dibuat oleh sineas dari berbagai daerah. Film yang dipertontonkan dinilai dari 49 film pendek yang masuk.
Ilma sendiri menyatakan bangga festival taman film Bandung ini diikuti oleh sineas dari berbagai daerah. Menurutnya salah satu peserta terjauh berasal dari Belitung.
"Ternyata taman film ini followernya bukan hanya orang Bandung saja. Kita punya satu ruang publik yang nggak hanya disayangi orang Bandung, tapi juga orang di luar Bandung," kata Ilma menambahkan.
(U.S033/B/R. Chaidir)
Berita Terkait
Mahasiswi Indonesia raih penghargaan film dokumenter di China
Jumat, 26 April 2024 13:07 Wib
Lyodra bawakan lagu soundtrack film "Ipar Adalah Maut"
Rabu, 24 April 2024 11:50 Wib
Lewis Hamilton pertimbangkan tekuni dunia film setelah pensiun
Selasa, 2 April 2024 12:45 Wib
Pesona budaya Indonesia dalam layar film
Sabtu, 30 Maret 2024 15:53 Wib
Gus Kikin nilai sisi edukasi film horor sangat kurang
Kamis, 28 Maret 2024 11:04 Wib
Karir Runny Rudiyanti, dari pekerja kantoran ke dunia akting
Selasa, 26 Maret 2024 15:15 Wib
MUI berharap penggunaan istilah dan simbol agama harus pada tempat yang pas
Selasa, 26 Maret 2024 11:13 Wib
Film "Para Betina Pengikut Iblis 2" ditayangkan 28 Maret
Selasa, 26 Maret 2024 8:02 Wib