Menakar peluang Tim Tenis Indonesia di SEA Games

id tenis, issf, christopher rungkat

Menakar peluang Tim Tenis Indonesia di SEA Games

Tim tenis putra Indonesia, ki-ka: Aditya Sasongko, Sunu Wahyu Trijati, Christopher Rungkat, David Susanto menyanyikan lagu Indonesia Raya seusai menerima medali emas beregu putra Turnamen Internasional Tenis ISSF di Stadion Tenis Bukit Asam Jakabarin

...Indonesia masih disegani di tenis, meski ada Thailand. Saya rasa, untuk emas beregu berpeluang besar menjadi milik Indonesia, tapi untuk tunggal agak berat karena pemain Thailand saat ini sedang bagus...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Tim Tenis Indonesia menuai hasil sempurna pada Turnamen Internasional Tenis ISSF 2015 di Palembang, 10-18 Mei, dengan menjadi juara umum untuk kelompok putra dan putri.
    
Hasil maksimal ditorehkan tim putra dengan menyapu bersih medali emas, nomor tunggal, ganda, dan beregu. Sementara, tim putri hanya kehilangan satu emas yakni dari nomor tunggal setelah Lavinia Tananta kembali dikalahkan petenis Oman Fatma Al Nabhani pada final, yakni lawan yang dihadapi pada Islamic Solidarity Games 2013.
    
Berdasarkan statistik, hampir setiap petenis berhasil menyuguhkan performa terbaik, termasuk Christopher Rungkat yang baru pulih dari sakit pada satu hari sebelum keberangkatan ke Palembang.
    
Meski kalah di final tunggal putra dengan rekan satu tim, Aditya Harry Sasongko, tapi Christo, sapaan akrab petenis terbaik Indonesia ini, mampu menembus partai puncak pada nomor tunggal putra yang diikuti delapan negara (termasuk Malaysia dan Kamboja).
     
Pelatih Tenis Tim Nasional Putra Indonesia Roy Therik mengatakan hasil dari turnamen ini dapat dijadikan landasan untuk memprediksi penampilan para pemain pada SEA Games mendatang karena menjadi uji coba terakhir.
    
Berdasarkan torehan tiga emas, Roy sangat optimitis Christo dkk mampu merealisasikan target emas pada nomor beregu atau mempertahankan medali pada SEA Games terakhir yakni di Palembang pada 2011 (tenis tidak dipertandingkan di SEA Games Myanmar 2013).
    
"Sejauh ini tidak ada 'miss' (hilang, red) pemain tampil bagus meski secara grafik sedang menurun karena sengaja diturunkan agar saat SEA Games mencapai puncak penampilan," kata Roy.
    
Kemudian, muncul pertanyaan, mengapa Roy demikian optimitis mampu menggondol kembali emas nomor beregu di Singapura, Juni mendatang, mengingat turnamen ISSF hanya diikuti dua negara peserta SEA Games yang tercatat masih dibawah Indonesia.
    
Selain itu, jika dibandingkan pesaing utama yakni Thailand, atlet beregu putra Indonesia memiliki rangking dunia di bawah lawan. Sementara ini, Christopher Rungkat berperingkat 460 ITF, David Agung Susanto 1.058 ITF, Aditya Harry Sasongko 1400 ITF, dan Sunu Wahyu masih terlempar dari peringkat dunia.
    
Sedangkan, Thailand memiliki Danai Udomchoke peringkat 353 ITF (pernah menembus 77 ITF), dan dua petenis berperingkat 300 ITF.
    
Ternyata, mantan petenis nasional ini memiliki jawaban lain. Baginya, kekompakan tim menjadi yang utama untuk menjadi yang terbaik di sektor beregu.
    
Terkait kekompakan, menurutnya sudah diperlihatkan dengan sempurna oleh anggota tim putra (Christopher Rungkat, David Agung Susanto, Aditya Harry Sasongko, dan Sunu Wahyu) pada uji coba terakhir ini yang menjadi turnamen pertama antarnegara-negara Islam.
    
Baginya, kekompakan tim menjadi sesuatu yang mutlak harus dimiliki untuk menang pada sektor beregu menginat beban mental dapat diringankan dengan dukungan teman.
    
"Pemain bagus, bisa jadi tidak bagus jika timnya tidak kompak, begitu pula sebaliknya. Bermain beregu itu ada tekanan, seperti perasaan tidak enak dengan teman jika gagal mengambil angka, jadi penting sekali menumbuhkan kedekatan emosional di antara mereka," ucapnya.
    
Menurut dia, kekompakan tim ini bakal menjadi kekuatan sendiri Indonesia untuk meruntuhkan dominasi Thailand yang menjadi unggulan pertama untuk nomor beregu dan tunggal putra.
    
Ia menginformasikan, saat ini, Tim Negeri Gajah Putih itu sedang dilanda persoalan akibat kekisruhan yang terjadi di dalam organisasi tenisnya.
    
"Thailand mengganti pemainnya, malahan andalannya Danai saat ini memilih melatih petenis lain di China Taipeh (Taiwan) sembari mengikuti kejuaraan. Artinya, peluang terbuka di sini. Meski demikian, Danai tidak bisa diremehkan karena dia pemain dunia berperingkat 350 dunia," ujarnya.
    
Situasi kondusif dalam tim ini juga dibenarkan salah satu petenis putra Indonesia yang memperkuat tim SEA Games, Aditya Harry Sasongko.
    
"Saat ini benar-benar kompak, kedekatan emosional sudah terbangun. Dengan tim ini saya optimistis sekali bisa meraih sukses di SEA Games mendatang, apalagi latihan lumayan keras sejak awal masuk Pelatnas pada akhir tahun lalu," kata dia.
     
                                                                             Kerja Keras    
Pada SEA Games di Indonesia tahun 2011 lalu, Indonesia meraih total empat emas, dua perak dan tiga perunggu.
    
Dua medali emas diraih dari nomor tunggal putra dan putri yakni atas nama Christopher Rungkat dan Ayu Fani Damayanti, kemudian dua emas lainnya diperoleh dari ganda putra yakni pasangan Christopher Rungkat/Elbert Sie dan beregu putra (Christopher Rungkat, Elbert Sie, Aditya Harry Sasongko, dan David Agung Susanto).
    
Kemudian, medali perak dipersembahkan pada nomor ganda campuran yakni pasangan Jessy Rompies/Christopher Rungkat, dan beregu putri (Ayu Fani Damayanti, Lavinia Tananta, Grace Sari Ysidora, dan Jessy Rompies), sedangkan tiga perunggu dari tunggal putra, ganda putri dan ganda campuran.
    
Sementara itu, setelah berselang empat tahun, Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia menargetkan satu medali emas nomor beregu putra, dan dua perak nomor beregu putri dan tunggal putra.
    
Untuk mencapai target tersebut, tim putra menjajal beberapa turnamen agenda resmi ITF untuk mematangkan persiapan, mulai dari babak penyisihan Grup II zona Asia/Ocenia Piala Davis di Palembang (6-8 Maret).
    
Kemudian mengikuti tiga tur pertandingan future secara beruntun, yakni Turnamen Tarakan Terbuka di Kalimantan Utara (31 Maret-5 April), Turnamen Wali Kota Tegal (6-12 April), Turnamen Mens Future III di Jakarta (13-19 April), dan Turnamen Internasional Tenis ISSF di Palembang (10-18 Mei).
    
Khusus bagi Christopher, tim pelatih masih memberikan satu kali uji coba yakni mengikuti turnamen future di Tiongkok.
     
Ia yang dijumpai di sela-sela perhelatan Turnamen Internasional Tenis ISSF 2015 mengatakan sangat optimitis mampu mencapai target mengibarkan kembali Merah Putih tersebut karena telah menjalani persiapan cukup matang sejak awal 2015.
    
Menurut petenis berusia 25 tahun ini, bukti kerja kerasnya itu terlihat dari peringkat Federasi Internasional Tenis (ITF) yang sudah menembus 450 dari 648 pada awal 2015.
    
"Setelah istirahat selama kurang lebih tujuh bulan karena cedera pinggang, saya berjuang keras masuk rangking 500 ITF, dan saat ini sudah tembus 450 ITF. Secara rangking, artinya sudah naik cukup signifikan dan ini menjadi modal kepercayaan diri saya ketika turun di SEA Games nanti," kata Christo.
    
Terkait siapa yang bakal menjadi saingannya pada SEA Games Singapura, Christo menyebut petenis unggulan pertama tunggal putra asal Thailand Danai Udomchoke (peringkat 353 ITF), atlet yang dikalahkannya di final SEA Games 2011. Selain itu, ia juga mewaspadai kekuatan lain dari petenis asal Fhilipina dan Vietnam.
    
"Di tunggal memang tidak mudah, tapi saya yakin peluang masih ada," ujar Christo.
    
Semangat untuk mengulang prestasi juga ditunjukkan sektor putri. Salah seorang petenis andalan Indonesia, Ayu Fani Damayanti menyatakan siap kembali jadi tumpuan tim pada nomor beregu.
    
"Untuk bermain tunggal, saya akui tidak sebaik empat tahun lalu ketika dapat emas, kemungkiman besar pelatih akan mempercayakan kepada Jessy Rompies dan Deria untuk nomor single. Tapi di beregu, saya optimistis dan ingin SEA Games Singapura menjadi ajang pendobrak karena selama ini selalu dapat perak (di bawah Thailand, red)," kata dia.
    
Ia memprediksi, selain Thailand, sandungan Indonesia pada nomor beregu terutama dari Filipina yang kini diperkuat sejumlah petenis muda berbakat.
    
"Kans sangat terbuka karena tidak semua negara peserta SEA Games mengikuti nomor beregu, tapi tentunya tidak semudah 2011 karena saat ini sudah banyak petenis bagus untuk sektor putri. Namun, tidak bisa hanya memandang di sisi ini, karena bermain beregu dan perorangan itu sangat berbeda," kata Ayu.
    
Sementara, Pelatih Nasional Tenis Putri Sri Utami Ningsih mengatakan Timnas masih berharap besar terhadap Ayu sebagai salah satu petenis berpengalaman di Indonesia.
    
"Semua tahu, penampilan Ayu sudah menurun. Meski begitu, Ayu mampu membuktikan kelasnya sebagai salah satu petenis terbaik Indonesia yang sempat masuk 250 dunia. Ini terlihat dari hasil beberapa kali uji coba, dan keberhasilan meraih emas di turnamen ISSF," kata Sri.
    
Sekretaris Jenderal PP Pelti Goenawan Tedjo mengatakan SEA Games mendatang akan berlangsung lebih ketat dibandingkan empat tahun lalu.
    
Menurutnya, atlet harus berjuang keras untuk mencapai target satu emas dan dua perak tersebut.
    
"Ada kekuatan baru, seperti Fhilipina dan Thailand, selain itu juga mesti diingat bahwa, nanti bermain di Singapura atau bukan di kampung sendiri seperti tahun 2011. Artinya memang tidak mudah, meski peluang masih sangat terbuka," kata dia.
    
Sementara, pemain tunggal Malaysia Syed Muhammad mengatakan Indonesia sangat berpeluang untuk meraih medali pada nomor beregu putra jika melihat penampilan di Turnamen Tenis ISSF.
    
"Indonesia masih disegani di tenis, meski ada Thailand. Saya rasa, untuk emas beregu berpeluang besar menjadi milik Indonesia, tapi untuk tunggal, saya rasa berat karena pemain Thailand saat ini sedang bagus," kata Syed.
    
Tidak ada jalan yang mudah untuk menjadi juara, tapi target sudah ditetapkan dan menanti para putra terbaik Indonesia berjuang mengharumkan nama bangsa di SEA Games Singapura, Juni mendatang.