Prajurit Kodam Sriwijaya bangun jalan perbatasan Kalimantan

id prajurit kodam sriwijaya, kodam sriwijaya, bangun jalan perbatasan, perbatasan kalimantan, pangdam ii/sriwijaya, iskandar m sahil

Prajurit Kodam Sriwijaya bangun jalan perbatasan Kalimantan

Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Iskandar M Sahil menyalami prajurit Yonzipur 2/Samara Grawira Prabumulih Satgas Ops pembangunan jalan paralel perbatasan Kalimantan Barat dengan Malaysia di Makodam II Sriwijaya. Palembang. Sumsel, Senin (18/5). (ANTAR

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Prajurit Bataylon Zeni Tempur Kodam II/Sriwijaya akan membangun jalan paralel di perbatasan Kalimantan - Malaysia dalam satuan tugas operasi.

Satuan tugas Bataylon Zeni Tempur (Zipur) itu dilepas Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Iskandar M Sahil dan diberangkatkan dari Palembang, Selasa.

Dalam pelepasan Pangdam mengatakan, dipercayakan pembangunan jalan paralel perbatasan Kalimantan kepada TNI AD, khususnya yang tergabung dalam Batalyon Zipur merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi jajaran Kodam Sriwijaya.

Selain itu pembangunan jalan paralel tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama TNI Angkatan Darat tentang pembangunan infrastruktur.

Apalagi pembangunan infrastruktur sangat bernilai strategis bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ujar Pangdam.

Memang, lanjut dia, kawasan perbatasan berada terdepan dan merupakan simbol dari sebuah negara berdaulat, sehingga haruslah kuat dalam segala aspek kehidupan.

Oleh karena itu strategi pengembangan kawasan perbatasan yang berbasis koordinatif diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut dia, dengan demikian maka dapat menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI dari segala ancaman, hambatan dan tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar.

Sehubungan itu pembangunan jalan paralel perbatasan yang dipercayakan kepada prajurit Yonzipur 2/SG dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh dengan rasa tanggung jawab.

Hal ini karena akses jalan perbatasan yang akan dibangun merupakan infrastruktur bernilai strategis bagi NKRI, dengan fungsi sebagai pertahanan dan keamanan negara.

Selain itu sebagai pintu gerbang aktifitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga, katanya.