BKKBN bidik santri jalankan program "Genre"

id bkkbn, bkkbn sumsel, santri,

BKKBN bidik santri jalankan program "Genre"

Kepala BKKBN Sumatera Selatan Aan Jumhana Mulyana (baju coklat) berfoto bersama santri Pondok Pesantren Sabilul Hasanah di Desa Purwasari, Sumbawa, Bayuasin, Sumsel, Kamis (11/6) (Foto Antarasumsel.com/Dolly Rosana/15)

...Ini yang ingin didobrak BKKBN karena daripada remaja mencari sendiri dan belum tentu mendapatkan informasi yang benar lebih baik difasilitasi oleh ahlinya...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional membidik santri pondok pesantren untuk menjalankan program "Generasi Berencana" yang dikhususkan untuk kalangan remaja.

Kepala BKKBN Sumatera Selatan Aan Jumhana Mulyana, mengemukakan itu seusai memberikan penyuluhan di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah di Desa Porwasari, Banyuasin, Kamis.

Ia mengatakan pada tahun ini BKKBN Sumsel fokus menggarap remaja karena terjadi kemerosotan dari sisi kualitas sebagai individu akibat dipengaruhi modernisasi di dalam kehidupan masyarakat.

"Kemajuan di bidang teknologi berdampak positif dan sekaligus negatif di masyarakat. Terkait dampak negatif ini, BKKBN ingin mengingatkan remaja jangan sampai terbawa arus negatif terutama dengan santri yang mendiami pondok pesantren," ucap dia.

Menurut dia, saat ini informasi yang ada di masyarakat sangat banyak sehingga kaum remaja harus pandai menjaring.

Sementara, pada sisi lain, pembicaraan seputar sex ini masih sangat tabu di pondok pesantren.

"Ini yang ingin didobrak BKKBN karena daripada remaja mencari sendiri dan belum tentu mendapatkan informasi yang benar lebih baik difasilitasi oleh ahlinya," kata dia.

Untuk itu, BKKBN menargetkan seluruh pondok pesantren di Sumsel memiliki Pusat Informasi Remaja dengan meluncurkan program "Genre Goes to Ponpes" di Pondok Pesantren Aulia Cendekia, Palembang, beberapa waktu lalu.

"Intinya, remaja didorong memahami mengenai manfaat pendewasaan usia perkawinan. Bagaimana supaya mudah dipahami, maka yang akan diberdayakan adalah teman sendiri dalam bentuk bimbingan teman sebaya," tuturnya.

Mereka ini akan diberikan pemahaman bahwa lebih baik bersekolah dan berkarir di usia muda, atau jangan terburu-buru untuk menikah.

Dalam program Genre ini, para remaja juga akan diedukasi mengenai delapan fungsi keluarga dan kesehatan reproduksi remaja terkait pencegahan terhadap prilaku sex bebas, penggunaan narkoba dan bahaya penyakit HIV/AIDS.

"Remaja akan diedukasi mengenai usia perkawinan ideal yakni untuk perempuan 21 tahun dan laki-lagi 25 tahun. Uniknya, informasi ini akan diberikan oleh sesama rekannya yang ditunjuk sebagai konseling remaja," ujarnya.

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dalam Rakernas Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Jakarta beberapa waktu lalu.
     
Catatan Menko yakni terjadi kenaikan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dari 1,45 persen menjadi 1,49 persen, padahal targetnya 1,27 persen.
     
Kemudian, Total Fertility Rate (TFR) atau jumlah bayi yang terlahir dari ibu usia subur berada di angka 2,6 (jumlah anak berkisar dua hingga tiga orang) atau stagnan dalam 10 tahun terakhir.