Harga daging sapi selama Ramadhan naik signifikan

id daging, daging sapi

Harga daging sapi selama Ramadhan naik signifikan

Seorang pedagang daging (Foto Antarasumsel.com/15/Feny Selly/Aw)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Harga daging sapi dijual pedagang pasar tradisional di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan, pada minggu kedua Ramadhan ini mengalami kenaikan signifikan dari Rp100 ribu menjadi Rp120 ribu per kilogram.

"Harga daging sapi sejak minggu pertama Ramadhan mulai naik, karena nilai tebus dari agen sudah tinggi sehingga menjual ke konsumen disesuaikan," kata Purnata, pedagang daging di pasar atas Baturaja, Sabtu.

Menurut dia, dampak kenaikan ini sejumlah pedagang daging mengeluh, karena dampaknya jumlah pembeli mulai menurun. Jika biasanya, mereka mampu menjual sebanyak 50-60 kilogram lebih perhari di saat harga Rp100 ribu perkilogram, saat ini dengan naiknya menjadi Rp120 per kg hanya mampu menjual daging sekitar 10 kilogram perhari.

"Dengan kondisi ini kami mengurangi stok, dan jika menyetok daging banyak takut busuk karena tak laku," katanya.

Saat ini malah jumlah penjualan tulang sapi yang meningkat. Jika biasanya pembeli melirik, daging saat ini lebih memilih tulang sapi, karena perbandingan harga jauh berbeda. Saat ini harga tulang sapi hanya Rp70 ribu - Rp80 ribu per kilogram.

"Biasanya paling laku 15 kilogram perhari, selama Ramadhan penjualan tulang meningkat mencapai 30-40 kilogram perhari," katanya.

Disamping itu, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten OKU, menjelang lebaran memaksimalkan pengawasan peredaran daging sapi.

"Sejauh ini belum ditemukan adanya kasus daging oplosan maupun glondongan. Tapi kita menemukan daging sapi cacingan," kata Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan OKU, Susi Meliati kepada wartawan.

Dikatakannya, sapi yang mengidap penyakit cacingan dapat dilihat secara kasat mata di bagian hati, karena cacing-cacing tersebut membuat lubang di hati sapi, seperti terjadi pada Ramadhan tahun lalu ditemukan kasus cacing hati, tapi itu jumlahnya tidak banyak.

"Ada sekitar lima kasus saat itu tapi belum ada kekuatan untuk menyita sehingga para pedagang hanya diberi pengarahan. Tapi, untuk tahun ini, bisa kita sita termasuk persoalan pemotong hewan kurang mensejahterakan hewan, sehingga berdampak pada menurunnya kualitas daging yang cepat membusuk dengan bertekstur kasar," ungkap Susi.

Kasat Pol PP OKU, Agus Salim menambahkan, menjelang Ramadhan ini mereka bersama dengan MUI, Polres dan dinas terkait, akan melakukan sidak pasar penjual makanan dan bahan-bahan pokok tujuan untuk memeriksa makanan yang beredar menjelang Idul Fitri.

"Harapan dan kita himbau kepada pedagang agar menjual makanan yang sehat," katanya.