PGN pelatihan guru kebutuhaan khusus

id guru, pelatihan guru

PGN pelatihan guru kebutuhaan khusus

Sejumlaah guru (FOTO ANTARA)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Perusahaan Gas Negara Cabang Palembang, Sumatera Selatan, menggelar pelatihan bagi 100 orang guru pendamping anak berkebutuhan khusus di Palembang, 4-5 Juli 2015, untuk menyalurkan dana tanggung jawab sosial (CSR) bidang pendidikan.

Salah satu pengajar, Mustain, di Palembang, Sabtu, mengatakan program pendidikan selama dua hari ini akan berisikan metode cara mendidik anak berkebutuhan khusus, seperti kasus autis (kesulitan dalam berinteraksi dan berkomunikasi sosial secara kualitatif) dan disleksia (ganguan dalam perkembangan membaca dan menulis).

"Anak berkebutuhan khusus memiliki metode pendidikan yang berbeda, karena menggunakan pendekatan yang demikian inklusif (disesuaikan dengan karakter anak). Untuk mengetahui ini, ada caranya, dan melalui pelatihan ini diharapkan guru dan orang tua semakin memahami," kata Mustain, penggiat pendidikan anak berkebutuhan khusus ternama di Indonesia.

Ia mengemukakan, anak-anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu penanganan yang berbeda sementara tidak semua guru dan orangtua bisa menerima kenyataan ini.

Kenyataan ini yang terkadang semakin memperkeruh keadaan, sementara seorang anak berkebutuhan khusus harus segera ditangani atau tidak bisa menunggu hingga dewasa.

"Pada umumnya, hal yang pertama terjadi yakni penolakan karena orang tua seperti tidak menerima kenyataan yang terjadi. Setelah fase ini terlewati barulah ke tahap penerimaan, lalu dilanjutkan ke pendidikan. Fase pendidikan inilah yang diperdalam," kata dia.

Untuk fase pendidikan ini, pentingnya diberikan pemahaman kepada guru dan orang tua mengenai fase perkembangan anak melalui analisa SWOT agar metode yang akan diajarkan menjadi tepat sasaran.

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).

"Setelah mengantongi data SWOT, maka orang tua dan guru akan memahami mengenai gangguan apa yang bakal terjadi di masa datang karena sudah memahami mengenai penyebabnya," kata dia.

Lalu, metode pendidikan ini dilanjutkan ke tahapan jenis terapi yang cenderung ke terapi perilaku, sistem pendidikan inklusif, peran guru pendamping, program pendidikan individu, dan penggunaan alat peraga.

"Pada dasarnya metode yang dilakukan ini untuk mengatasi perilaku nonadaptif dari anak berkebutuhan khusus," kata dia.

Terkait dengan metode yang digunakan ini, menurut Mustain, berdasarkan pengalaman mengatasi anak berkebutuhan khusus karena hingga kini negara belum mengeluarkan panduan pendidikan bagi mereka.

"Seperti mengajari berhitung dan menulis, ini berdasarkan pengalaman para terapis saja," kata dia.