BKKBN Sumsel fokuskan layanan di daerah aliran sungai

id bkkbn sumsel, bkkbn, kepala bkkbn sumsel, aan jumhana mulyana, pelayanan kb, kb, alat kontrasepsi

BKKBN Sumsel fokuskan layanan di daerah aliran sungai

Mobil layanan KB (ANTARA FOTO)

....Sistem jemput bola harus dilakukan karena penduduknya rata-rata di bawah garis kemiskinan sehingga tidak ada biaya untuk mendatangi pusat pelayanan kesehatan....
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Selatan fokus menggarap daerah aliran sungai karena kerap tidak terjangkau pelayanan kesehatan.

Kepala BKKBN Sumatera Selatan Aan Jumhana Mulyana di Palembang, Sabtu, mengatakan petugas lapangan keluarga berencana sejak awal tahun 2015 mendatangi secara langsung penduduk yang tinggal di daerah aliran sungai. 

"Sistem jemput bola harus dilakukan karena penduduknya rata-rata di bawah garis kemiskinan sehingga tidak ada biaya untuk mendatangi pusat pelayanan kesehatan," kata Aan.

Ia mengatakan, Sumsel yang sebagian besar merupakan kawasan perairan memberikan tantangan sendiri bagi BKKBN Sumsel dalam mencapai target penggunaan alat kontrasepsi bagi akseptor KB.

Apalagi, penduduk yang tinggal di daerah aliran sungai itu pada umumnya sangat minim akses informasi mengenai pentingnya menggunakan alat kontrasepsi.

"Pada kunjungan langsung sering didapati seorang ibu yang memiliki lebih dari lima anak di usia belum 30 puluh tahun. Ini jelas sangat mengkhawatirkan mengingat berada di bawah garis kemiskinan," ujarnya.

Untuk itu, BKKBN menjadikan layanan kunjungan langsung sebagai solusi untuk menekan angka pertumbuhan penduduk, khususnya yang tinggal di daerah aliran sungai.

Alat kontrasepsi seperti kondom, pil, suntik, hingga metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implant diberikan secara cuma-cuma. 

"Pada umumnya sudah mengetahui mengenai apa itu KB, tapi untuk pengetahuan mengenai alat kontrasepsi masih sangat terbatas, karena tahunya hanya pil dan suntik," ujar dia.

Karena itu, lanjutnya, BKKBN Sumsel sejak tiga tahun terakhir aktif memperkenalkan metode kontrasepsi jangka panjang (mkjp) yakni penggunaan implant dan Intra Uterine Device (IUD).

Penggunaan alat kontrasepsi ini dipandang sangat efektif dalam menekan angka pertambahan penduduk mengingat memiliki rentang waktu cukup lama dalam memproteksi dibandingkan dengan jenis pil atau suntik.

Pemasangan alat kontrasepsi jenis IUD dapat berfungsi hingga 10 tahun dan implant untuk masa 3 tahun sehingga mengurangi potensi "drop out" pemakaian kontrasepsi.

"Jika menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik jelas merepotkan bagi mereka karena setiap tiga bulan harus ke layanan kesehatan, iya jika ada uang, tapi jika tidak maka bisa kebobolan. Jadi, saat ini BKKBN berupaya mengkonversikan dengan IUD atau implant," ujar dia.

Pada 2014, peserta KB baru tercatat sebanyak 367.324 akseptor atau 92,77 persen dari target sebesar 395.933 akseptor.