Kabupaten Musi Banyuasin tanggap darurat kebakaran hutan

id titik panas, hotspot, tangap darurat kebakaran hutan, bencana kebakaran hutan, waspadai kebakaran hutan, kebakaran lahan, benana asap

Kabupaten Musi Banyuasin tanggap darurat kebakaran hutan

Ilustrasi - Peta sebaran titik api. (Foto Antarasumsel.com/14/Yudi Abdullah)

...Beberapa hari terakhir titik panas terdeteksi di sejumlah daerah dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Musi Banyuasin 18-30 titik...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Jumlah titik panas atau "hotspot" di wilayah Provinsi Sumatera Selatan pada musim kemarau Juli 2015 terdeteksi terbanyak di Kabupaten Musi Banyuasin dan menjadikan kabupaten tersebut dalam kondisi status tanggap darurat kebakaran hutan.

Berdasarkan pemantauan melalui satelit Terra dan Aqua, dalam beberapa hari terakhir titik panas terdeteksi di tujuh kabupaten dan kota Sumsel namun terbanyak di Kabupaten Musi Banyuasin, kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama di Palembang, Senin.

Dia menjelaskan, beberapa hari terakhir titik panas terdeteksi di Kabupaten Empat Lawang, Musirawas, Musirawas Utara, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU) dan Kabupaten OKU Timur dengan jumlah berkisar 1-10 titik sedangkan di Kabupaten Musi Banyuasin terdeteksi 18-30 titik panas.

Jumlah titik panas tersebut kemungkinan bisa terus bertambah dan terdapat di daerah lainnya karena kondisi suhu udara di wilayah provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu cenderung memanas berkisar 32-35 derajat Celsius dan intensitas curah hujan cukup rendah, berkisar 101-200 milimeter

Melihat kondisi tersebut, masyarakat yang berada di daerah yang terdeteksi terdapat titik panas diimbau meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap lahan pertanian, perkebunan dan kawasan hutan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

Dengan kewaspadaan yang tinggi dan pengawasan lingkungan secara maksimal, diharapkan bisa dicegah terjadinya kebakaran hebat yang bisa menimbulkan bencana kabut asap seperti yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Bencana kabut asap perlu diantisipasi secara maksimal karena bisa berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, bahkan juga bisa menimbulkan gangguan penerbangan, pelayaran, serta berbagai aktivitas masyarakat lainnya, katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Yulizar Dinoto mengatakan pihaknya menyiapkan beberapa langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta bencana kabut asap pada musim kemarau sekarang ini.

Untuk mencegah terjadinya bencana kabut asap yang parah pada musim kemarau tahun ini, Yulizar mengimbau masyarakat dan perusahaan perkebunan agar tidak melakukan pembakaran lahan untuk membersihkan lahan dari rumput dan pepohonan.

Melakukan pembakaran lahan pertanian dan perkebunan, bisa menimbulkan bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat.

"Sesuai dengan maklumat Kapolda Sumsel Irjen Pol Iza Fadri, jika ada masyarakat dan pihak perusahaan perkebunan yang terbukti melakukan pembukaan dan pembersihan lahan dengan cara membakar, pelakunya akan dikenakan tindakan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga berupaya menyiagakan petugas BPBD yang sewaktu-waktu siap diturunkan ke lokasi kebakaran hutan dan lahan untuk melakukan pemadaman melalui operasi darat dan udara, serta mengupayakan hujan buatan dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC) kata Yulizar.