Gapkindo: harga karet belum membaik

id karet, harga karet

Gapkindo: harga karet belum membaik

Harga getah karet di tingkat petani OKU anjlok (Foto Antarasumsel.com/15/Edo Purmana)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Harga karet di tingkat petani belum membaik hingga semester I tahun 2015, meski sempat naik pada April 2015 di kisaran 1,43 dolar AS per kilogram.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gapkindo Sumatera Selatan Alex K Eddy di Palembang, Kamis, mengatakan, terpuruknya harga karet ini lantaran dipengaruhi kondisi ekonomi global yang menurun sejak pertengahan tahun lalu.

"Karet ini merupakan produk ekspor yang sangat terpengaruh dengan kondisi ekonomi dunia. Seperti diketahui negara tujuan yakni Tiongkok saat ini mengalami pelemahan ekonomi," ujar dia.

Kondisi ini semakin dipersulit dengan munculnya beberapa negara baru pengeskspor karet yakni Vietnam, Myanmar, Laos, dan beberapa negara Afrika.

"Kenyataan ini membuat karet banjir di pasaran sehingga harga bukanya membaik justru memburuk. Saat ini berada di kisaran 1,39 dolar AS per kg," kata dia.

Untuk itu, Gapkindo mendorong pemerintah melakukan langkah-langkah strategis untuk menyelamatkan kehidupan para petani karet.

"Gapkindo telah beberapa kali pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian terkait dengan pasar dalam negeri ini, sejauh ini respon sangat positif sekali mengenai keinginan beralih ke industri hilirisasi karet," kata Alex.

Ia mengatakan, pemerintah akan memberikan pasar dalam negeri seiring dengan keberpihakan pada sektor infrastruktur, sehingga sejumlah bahan baku berbahan karet dapat diserap di dalam negeri atau tidak seluruhnya diekspor.

Berbagai produk hilirisasi itu yang siap dihasilkan pengusaha karet, seperti pembuatan aspal, dok kapal, sistem antigempa gedung dan rel kereta api yang menggunakan bantalan karet, dan bahan untuk pintu air irigasi.

Untuk tahap awal, Gapkindo menargetkan sebanyak 600 ribu ton karet diserap di pasar dalam negeri atau meningkat dari sebelumnya hanya 450 ribu ton.

"Tinggal bagaimana cara pemerintah agar industri hilirisasi ini bisa tumbuh karena bahan bakunya sudah ada," kata dia

Menurutnya, suplai karet ke luar negeri harus dikurangi karena harga terus turun akibat membludaknya pasokan di luar negeri di tengah penurunan ekonomi di negara pengimpor.

Sementara itu, harga karet di tingkat petani berkisar Rp17.000 per kg untuk karet kering 100 persen, sedangkan jika kadar keringnya tidak mencapai 100 persen hanya Rp5.000-Rp8.000 per kg.

Pada tahun 2011 lalu, harga karet sempat melambung dengan mencapai 5 dolar AS per kg seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi di Tiongkok yang menembus angka 9,2, katanya.