Gubernur BI: antisipasi uang dibawa keluar negeri

id gubernur bi, bi, agus marto wardojo, gubernur bank indonesia, bank indonesia

Gubernur BI: antisipasi uang dibawa keluar negeri

Gubernur BI Agus Martowardojo (Foto Antarasumsel.com/15/Yudi Abdullah)

...Tindakan antisipasi agar uang tidak dibawa keluar Indonesia dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri yang sangat terpengaruh dengan gejolak ekonomi dunia...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan pihaknya terus berupaya mengantisipasi secara maksimal agar uang yang ada di negara ini tidak dibawa keluar negeri.

"Tindakan antisipasi agar uang tidak dibawa keluar Indonesia dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri yang sangat terpengaruh dengan gejolak ekonomi dunia," kata Agus Martowardojo pada acara Seminar Nasional dan Diseminasi Laporan Perekonomian Indonesia 2014 "Memperkuat Modal Dasar Konektivitas" di Palembang, Kamis.

Menurut dia, kondisi ekonomi global hingga kini belum membaik, sehingga menjadi tantangan bagi bangsa ini untuk menghadapinya.

Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini rendah yakni sekitar 3,3 persen, kondisi tersebut di luar prediksi yang diharapkan paling tidak mencapai empat persen.

"Gejolak perekonomian di Yunani berdampak besar terhadap ekonomi dunia yang mengalami pertumbuhan di bawah empat persen," ujarnya.

Dia menjelaskan, kondisi dunia yang penuh dengan dinamika bisa dilewati Indonesia sehingga dapat terhindar dari keterpurukan ekonomi yang berpotensi mengakibatkan krisis ekonomi.

Keberhasilan itu berkat kemampuan menjaga stabilitas ekonomi dengan mengantisipasi uang keluar dari negara ini dan kebijakan moneter yang diterapkan Bank Indonesia.

Kebijakan yang diterapkan BI seperti menerapkan suku bunga yang bias ketat untuk mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan.

Inflasi perlu dikendalikan agar tidak tinggi karena dapat "mencuri" pendapatan rakyat dampak kenaikan harga barang berbagai kebutuhan pokok dan mengakibatkan terjadinya penimbunan barang.

Begitu pula defisit transaksi berjalan akibat impor lebih besar dari ekspor tidak boleh dibiarkan karena dapat menguras devisa negara.

Melalui berbagai langkah antisipasi dan kebijakan yang diambil menghadapi kondisi fundamental ekonomi yang melemah, sekarang ini tetap ada uang masuk ke Indonesia.

Berdasarkan data sepanjang 2015 ini uang yang masuk ke negara ini cukup besar mencapai Rp65 triliun, kata Gubernur BI.