Palembang (ANTARA Sumsel) - Seorang warga Palembang jadi pembicaraan
hangat beberapa hari belakangan, karena mempunyai nama tak lazim atau
unik yakni "saiton".
Bahkan di media sosial digemparkan dengan berbagai macam nama unik
dan tak lazim itu di kalangan masyarakat luas, termasuk di Sumatera
Selatan ada warga bernama "saiton" atau Syaitan itu menurut Al-Quran
Al-Kariem adalah makhluq kerjanya mengajak kepada perbuatan jahat dan
keji serta berbohong.
Bahkan hal tersebut menjadi trending topik yang sangat mencolok bagi
pengguna media sosial di tanah air, seperti belum lama ini dunia maya
dihebohkan keberadaan pekerja bangunan di Banyuwangi yang memiliki nama
"Tuhan".
Begitu juga di Kota Palembang Sumatera Selatan ditemukan seorang
warga mempunyai nama asli "saiton" yang mungkin nama itu memiliki arti
sangat tidak bagus dan juga sebagian orang menilai pemilik nama tersebut
sifat atau tingkah lakunya seperti nama disandang olehnya.
Tetapi semua itu sangat berbeda dan terbalik dengan artian nama
disandang oleh yang bersangkutan, Saiton sendiri adalah seorang putra
asli daerah Sumatera Selatan lahir di Desa Paldas Kecamatan Banyuasin
pada tahun 1978. Tak seperti yang dibayangkan, Saiton pun sangat
bersahaja dan ramah bahkan mengayomi orang di sekitarnya dimana ia juga
berprofesi seorang pengajar di salah satu SMK di kawasan Sukabangun 2
Palembang juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah di tempat tersebut.
Menurut Saiton ketika ditemui di rumahnya di Palembang, Jumat bahwa
dulu orang tuanya memberikan nama tersebut karena mempunyai anak
sebanyak 13 orang dan hanya tinggal tiga orang yang lainnya meninggal.
Sehingga waktu baru melahirkan anaknya, orang tuanya bingung
memberikan nama putranya melihat kondisi saiton yang mungkin saat itu
tidak berumur panjang.
Namun, nasib berkata lain, Saiton sehat dan tumbuh layaknya anak seusianya kala itu.
Sementara, sempat orang tuanya mengganti namanya menjadi Iskandar
pada usia tiga tahun, tetapi Saiton-pun jatuh sakit dan sempat dilarikan
ke rumah sakit dan akhirnya orang tuanya bertanya dan diberikan nasehat
oleh para tetua desa agar anaknya tetap diberikan nama semula tanpa
harus diganti.
Melekat Dalam Kehidupan
Sejak itulah, kata Saiton, namanya melekat dalam kehidupannya sehari-hari.
"Saya sendiri tidak merasa risih atau janggal menyandang nama itu,
bahkan pada saat usia beranjak remaja banyak orang sekitarnya mencibir
dan mengolok juga memanggil kasar dengan sebutan yang tak pantas
diucapkan," kata Saiton.
Hal tersebut selalu ditanggapi positif olehnya, selalu menunjukkan
kepada semua orang bahwa nama yang disandangnya itu tidak sama dengan
tingkah dan kelakuannya, bahkan di kampungnya sendiri merupakan orang
paling aktif dalam setiap kegiatan ibadah, seperti menjadi muazin dan
memimpin doa ketika sholat berjamaah, katanya.
Menurut dia, bukan hanya dalam hal keagamaan yang ditunjukkan mampu
memberikan contoh kepada setiap orang bahwa nama Saiton itu hanya
sekedar nama dan tingkahnya tidak seperti yang dipikirkan orang lain.
Seperti, Saiton adalah makhluq yang kerjanya mengajak kepada
perbuatan jahat dan keji serta berbohong, mengajak kepada perbuatan keji
bahwa sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan
keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui (QS.
Al-Baqarah : 169 ).
Selanjutnya, kata Saiton, ia berhasil menyelesaikan jenjang
pendidikan hingga menjadi magister S2 di salah satu perguruan tinggi di
Indonesia dan mendapat banyak pujian dari semua orang sekitar, bahkan
kini merasa mempunyai berkah dan selalu beruntung memiliki nama yang tak
lazim bagi orang lain.
Bahkan pada saat melamar pujaan hatinya disambut baik hingga
mengurus semua keperluan administrasi, seperti pembuatan KTP, SIM, Akte
kelahiran walaupun semua orang hanya tersenyum seraya menanyakan
"beneran ini nama nya pak ?", katanya sambil tersenyum.
Kini ia mengaku menjadi pembicaraan publik nasional, bak selebritis
yang diburu oleh semua media baik cetak maupun elektronik bahkan murid
dan tetangganya merasa bangga, mereka kenal dengan sosok Saiton sangat
bersahaja dan ramah kepada semua orang.
Ia pun mengaku bersyukur kepada Sang Pencipta dan kepada orang
tuanya, mungkin ada pepatah apalah arti sebuah nama tapi di sini merasa
sangat beruntung dengan menyandang nama Saiton, kini ia tunjukkan
kepada semua orang bahwa dengan nama yang mempunyai arti jelek belum
tentu sifat dan tingkah laku sama dengan nama yang dimiliki seseorang.
Seorang warga Palembang bernama "Saiton"
....Kini menjadi pembicaraan publik nasional, bak selebritis yang diburu oleh semua media baik cetak maupun elektronik bahkan murid dan tetangganya merasa bangga, mereka kenal dengan sosok Saiton sangat bersahaja dan ramah kepada semua orang....