PMI miliki pendonor "On Call"

id donor, pmi palembang

PMI miliki pendonor "On Call"

Sejumlah pendonor tengah melakukan donor darah (Foto Antarasumsel.com/15/Feny Selly/Aw)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Palang Merah Indonesia Kota Palembang memiliki daftar pedonor yang siap dipanggil kapan saja atau "on call" untuk memenuhi kebutuhan di saat kejadian luar biasa.

Kepala Unit Transfusi Darah PMI Palembang Anton Suwindro yang dihubungi dari di Palembang, Senin mengatakan, sebagian besar pedonor on call ini yakni mereka yang memiliki golongan darah AB Rh negatif karena golongan darah ini hanya 0,01 persen dari total penduduk.

"Pemilik golongan darah AB, dianjurkan untuk mendonorkan darah saat ada yang membutuhkan saja, jadi caranya ditelpon oleh PMI. Hal ini untuk mencegah kemungkinan kadaluarsa darah (batas waktu hanya 35 hari)," kata Anton yang saat ini sedang berada di Solo.

Ia mengemukakan, selain golongan darah AB, juga terdapat daftar pendonor golongan darah lain untuk menghadapi situasi tidak terduga lainnya.

"Transfusi darah tidak bisa dengan golongan darah yang berbeda, jadi misalnya membutuhkan golongan darah A maka tidak bisa diganti dengan golongan B atau AB. Sehingga kemungkinan terjadinya kekosongan stok darah untuk golongan darah tertentu itu mungkin saja terjadi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang ini.

Menurutnya, kondisi ini pernah dialami PMI Kota Palembang ketika sejumlah rumah sakit membutuhkan darah untuk golongan darah tertentu dalam waktu yang bersamaan.

"Inilah yang sering disebut masyarakat stok darah kosong, padahal sebenarnya bukan kosong semua tapi hanya untuk golongan darah tertentu saja," kata dia.

Untuk meminimalisasi kejadian itu, PMI gencar mengajak masyarakat untuk menjadi pedonor sukarela, terutama ke kalangan remaja berusia di atas 17 tahun.

"Gerakan suka mendonorkan darah sejak remaja ini sedang digalakkan PMI, salah satunya membuat gerai di salah satu mal Kota Palembang, rencananya akan dibuka satu outlet lagi di pusat perbelanjaan modern," kata dia.

Kebutuhan darah di Kota Palembang mencapai 30.000 kantong per tahun, dengan asumsi sebanyak 2 persen dari total penduduk yang berjumlah sekira 1,5 juta jiwa.

Dari 30.000 kantong darah itu, sebanyak 50 persen disumbangkan dari pedonor sukarela, atau Palemban hingga kini belum mencapai persentase ideal yakni sebesar 80 persen.

Pada 2014, PMI Palembang berhasil mengumpulkan 44.000 kantong darah atau surplus dibadingkan daerah lain.

Kelebihan ini, menurut Anton suatu kewajaran karena Kota Palembang juga menjaga kebutuhan daerah lain mengingat rumah sakit di Palembang menjadi rujukan pasien di daerah. "Jadi tidak ada darah yang terbuang percuma karena kadaluarsa," ujar dia.