Mantan atlet: manajemen keuangan diperlukan atlet

id perenang, richard mantan atlet renang

Mantan atlet: manajemen keuangan diperlukan atlet

Mantan atlet renang nasional Richard Sambera, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Deputi Kemenpora Djoko Pekik, dan mantan atlet bulutangkis nasional Rexy Maninaky pada diskusi terbuka pembinaan atlet di Hotel Aston Palembang, Sumsel, Jumat Fot

Palembang (ANTARA Sumsel) - Mantan perenang dunia Richard Sambera mengatakan, manajemen pengelola keuangan diperlukan bagi atlet karena prestasi yang diraih terbatas, setelah itu mereka tidak bisa berbuat banyak lagi.

Bahkan saat tidak berprestasi lagi kadang-kadang keuangan sudah habis, kata Richard dalam diskusi terbuka untuk bangsa "Kemana Visi Pembinaan Olahraga Kita" yang diselenggarakan harian Kompas bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumsel di Palembang, Jumat.

Menurut dia, kondisi demikian perlu dipikirkan bagi atlet karena mereka tidak ada dana pensiun.

Jadi kesejahteraan juga dari atlet itu sendiri, terutama dalam pengelolaan keuangan, katanya.

Selain itu pendidikan bagi atlet harus dipikirkan supaya kedepan bila ada kesempatan maka dapat dimanfaatkan bagi perusahaan dan pemerintahan.

Namun, lanjut dia, bila belum sempat dapat mengikuti kursus serta sertifikasi sehingga kedepanya atlet masih dapat dimanfaatkan bagi perusahaan.

Menurut dia, sekarang ini bonus atlet sudah cukup baik dibandingkan dengan saat dirinya berprestasi dahulu.

Waktu mereka merebut medali emas PON dirinya diberi bonus TV 25 inc dan sekarang puluhan juta rupiah, kata dia.

Namun, kesemuanya itu harus adanya pengetahuan tentang keuangan sehingga masa depan terjamin.

Sementara mantan pebulutangkis dunia Rexy Mainaki mengatakan, memang kesejahteraan atlet belum begitu maksimal diperhatikan.

Bahkan kadang-kadang setelah berprestasi tidak diperhatikan lagi, ujar dia.

Sehubungan itu perlu dipikirkan bersama terutama pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan atlet.

Mantan pembina atlet nasional A Sucipto mengatakan, perlu adanya stabilitas anggaran dalam memperhatikan kesejahteraan atlet.

Apalagi kadang-kadang atlet cabang olahraga berprestasi susah untuk mengembangkan diri karena kondisi keuangan tidak mendukung, katanya.