Mengenal bakat anak sejak kecil

id anak, pendidikan anak, bakat

Mengenal bakat anak sejak kecil

Sejumlah anak mengikuti 'Festival Musik Tradisi Anak-anak 2014' di Taman Budaya Mataram, NTB, Selasa (25/3). (FOTO ANTARA)

...Kecerdasan adalah karunia Tuhan, sementara minat dapat diasah. Setelah anak tahu akan cita-citanya, sebaiknya dibuatkan skema untuk mencapai cita-citanya...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Tak sulit bagi Alanna Mayyasah Kamilah (4,9 tahun) berlenggak-lenggok di depan kamera seperti layaknya model profesional.

Hanya beberapa kali jepret saja, bocah berambut panjang dan berkulit putih bersih ini sudah bisa menghasilkan foto terbaiknya.

Paras yang cantik dengan dipadu dengan sorot mata yang bening, membuat Alanna dapat menarik perhatian lingkungannya meski masih berusia sangat belia.

"Sebenarnya dari usia tiga bulan, Alanna sudah bisa menarik perhatian orang. Ketika berjalan-jalan ke mal, pasti ada yang minta foto karena gemas melihat wajah Alanna yang lucu dan seperti 'bule'. Jadi, setiap pulang berjalan-jalan, saya langsung mandikan karena mukanya banyak dipegang orang," kata Meliyanti, ibunda Alanna mengisahkan.

Meliyanti mengatakan bakat Alanna ini semakin terlihat seiring bertambahnya usia.

Lantaran itu, ia dan suami sepakat memberikan ruang atas kegemaran tersebut dengan mengikutsertakan dalam kontes model anak-anak dengan syarat Alanna harus tampil apa adanya seperti layaknya anak-anak.

"Jika ikut lomba, Alanna paling hanya disisir dan pakai baju yang bagus. Saya tidak pernah kasih 'make up' seperti orang dewasa. Dan, ternyata anaknya juga tidak mau seperti itu," ujar dia.

Karena bakat yang dimiliki tersebut, serta mendapatkan dukungan penuh dari orang tua, membuat anak kedua dari dua bersaudara ini menjadi pemenang kontes di tingkat lokal hingga nasional.Terpenting, menurut Meliyanti, si buah hati menjalaninya dengan enjoy dan tanpa paksaan.

"Alanna memang sangat gemar difoto, jadi sebagai orangtua, saya hanya menyalurkan saja bakat dan kegemarannya. Sama sekali tidak ada paksaan. Malahan, pernah suatu ketika Alanna menolak tampil, saya pun tidak memaksa meski sudah membayar uang pendaftaran," kata Meliyanti.

Sebagai orangtua, ia memiliki prinsip yakni tidak mau memaksa anak-anaknya melakukan sesuatu karena menyakini bahwa setiap anak memiliki bakat dan kesukaan masing-masing.

Sebagai bentuk dukungan penuh atas bakat yang dimiliki anak, ia selalu mendampingi anak bungsunya itu mengikuti berbagai kontes hingga ke Jakarta.

Ia pun harus merogoh kocek untuk biaya mengikuti lomba di ibu kota itu, namun baginya hal itu bukan persoalan karena mengembangkan talenta sedari kecil sangat bermanfaat bagi masa depan anak.

"Karena sudah didukung oleh suami, jadi enak saja. Berapa pun biayanya akan disediakan demi kemajuan anak," kata dia.

Setelah beberapa kali menjuarai kontes model di ibu kota, akhirnya kemampuan Alanna ini menarik sutradara dari Jakarta.     
    
Bocah berambut panjang ini terpilih membintangi sebuah sinetron di salah satu televisi nasional.

"Alanna langsung mendapatkan pemeran utama sebagai Angel dalam sinetron Ayah Mengapa Aku Berbeda di RCTI. Ini ada yang sudah menawari untuk sinetron lain, tapi saya tolak karena cukup panjang masa produksinya sementara Alanna harus sekolah," kata dia.

Baginya, kepintaran Alanna sebagai model ini adalah nilai tambah sehingga tetap tidak boleh mengesampingkan pendidikan formal. Saat ini Alanna bersekolah di TK Mahardika, Palembang.

Teranyar, Alanna menjadi juara II kontes fotografi pakaian anak-anak LeiAndKei yang diikuti ribuan peserta di seluruh Indonesia dan menjadi model untuk produk tersebut. "Foto Alanna banyak yang mengklik 'like', jadi dia juara," ujar dia.

Ia dan suaminya berjanji akan menyerahkan sepenuhnya kepada Alanna mengenai mau menjadi apa pada masa mendatang.

"Jika mau jadi model, apa boleh buat, sebagai orangtua harus mendukungnya, tapi saya sudah berjanji tetap akan mendampinginya sampai dia menikah," tutup Meliyanti.

Harus diasah
    
Praktisi minat dan bakat anak Fernando Iskandar mengatakan bakat anak dapat diketahui diasah dengan kecerdasan majemuk.

"Menurut profesor pendidik dan peneliti asal Universitas Harvard, Howard Gardner, terdapat sembilan kecerdasan anak atau yang dikenal dengan istilah kecerdasan majemuk," ujar Fernando di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sembilan kecerdasan majemuk tersebut yakni logis matematis, musikal, spasial-visual, lingusitik verbal, kinestetik, naturalis, interpersonal, intrapersonal, dan esksitensial.

Fernando menambahkan setiap anak terlahir unik dan memiliki bakat yang berbeda-beda dan penting bagi anak untuk mendapatkan stimulasi kecerdasan majemuk sejak usia dini.

Setiap anak terlahir unik dan siap mendapat stimulasi kecerdasan majemuk dari lingkungannya pada usia emas pertumbuhan yakni sejak lahir hingga usia dua tahun.

Dengan rangsangan kecerdasan yang tepat dan didukung gizi yang sehat seimbang untuk balita, maka akan membantu setiap anak untuk berkembang sesuai tahapan.

Menurut Fernando terdapat beberapa ciri-ciri anak berbakat yakni cepat menguasai apa yang diajarkan, tidak cepat bosan dan menunjukkan hasil yang baik.

"Bakat anak tersebut dapat diasah dan dikembangkan dengan dukungan dari orang tuanya," kata CEO Froggy Edutography itu.

Ia menerangkan, usia yang tepat untuk mengetahui minat anak adalah 7-14 tahun.

"Kecerdasan adalah karunia Tuhan, sementara minat dapat diasah. Setelah anak tahu akan cita-citanya, sebaiknya dibuatkan skema untuk mencapai cita-citanya," kata dia.

Bakat tidak sama dengan kecerdasan karena lebih mengacu pada motorik maupun keterampilan yang bisa ditampilkan anak atau bisa terlihat oleh orang lain.  
    
Supaya bakat anak dapat berkembang dengan baik, orang tua harus memberi dukungan secara aktif baik dalam bentuk moril dan materi, seperti memacu semangat anak agar dia tidak berhenti untuk berusaha.

Akan tetapi orang tua tidak boleh terlalu memaksa, karena yang terpenting adalah membuat anak menyenangi apa yang dilakukan dengan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun.