KPU gelar simulasi pencoblosan Pilkada

id kpu, kpu musirawas

KPU gelar simulasi pencoblosan Pilkada

Komisi Pemilihan Umum (KPU) (Antarasumsel.com/Grafis)

Musirawas (ANTARA Sumsel) - Komisi pemilihan umum, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, menggelar simulasi pencoblosan dan rekapitulasi serta penetapan bupati dan wakil bupati pada Pemilihan Umum Kepada Daerah 9 Desember 2015.

Komisioner KPU Kabupaten Musirawas Supriyadi, di Musirawas, Rabu, mengatakan simulasi itu digelar untuk meminimalisir kesalahan para pemilih pada saat pencoblosan serta memberi pengetahuan kepada PPK, PPS dan KPPS dalam pemungutan suara.

Ia mengatakan, dalam simulasi tersebut pembicara menjelaskan mekanisme dalam melakukan pencoblosan serta tata cara pemilih untuk menggunakan haknya pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada).

Dengan cara itu pelaksanaan pemungutan suara diharapkan mampu mengurangi kesalahan pemilih terkait proses pemungutan suara dan mengurangi angka kerusakan surat suara.

Pada proses pemungutan suara, pemilih harus membawa surat undangan C6, namun kalau pemilih tidak dapat menunjukkan surat undangan, KPPS mempersilahkan untuk melihat ke daftar pemilih yang akan dipajang di TPS.

Misalnya, ada pemilih yang lupa membawa undangannya maka dipersilahkan melihat ke Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan menunjukkan nomor urutnya kepada petugas TPS supaya dapat menggunakan hak suaranya.

Berbeda dengan pemilihan umum sebelumnya, hasil rekapitukasi dari KPPS tidak diplenokan ke tingkat PPS, setelah dikumpulkan langsung dibawa ke PPK untuk diplenokan.

Petugas PPS harus menghadiri pleno di tingkat PPK dan selanjutnya hasil pleno di PPK langsung bergerak dibawa ke KPU tingkat kabupaten, jelasnya.

Divisi Sosialisasi KPU Musirawas Dasril Ismail mengatakan simulasi itu perlu dilakukan agar masyarakat mengetahui cara melaksanakan pemilihan kepala daerah.

Sebelumnya ada tahapan pilkada antara lain memberikan kesempatan debat poltik kepada semua pasangan calon untuk menjelaskan visi dan misinya kepada pemilih.

Ia mengatakan, debat politik (kandidat) merupakan kesempatan untuk menarik dukungan masyarakat agar memilihnya, karena dalam kampanye dialogis tidak sepenuhnya masyarakat tahu secara terperinci program calon kepala daerah lima tahun ke depan.

Kepada pasangan calon bupati diimbau sebelum mengikuti debat kandidat agar lebih memperdalam visi dan misinya, sehingga mudah dimengerti oleh calon pemilihnya.

"Kami mengharapkan pada awal sesi, penyampaian visi-misi pasangan calon dapat menunjukkan kualitas pemikiran dan pemahamannya terhadap pembangunan daerahnya," ujarnya.