Menghilangkan kesan Pertamina "jago kandang"

id pertamina, pertamina lubricants

Menghilangkan kesan Pertamina "jago kandang"

Direktur PT (Persero) Pertamina Lubricants Thailand, Budhi Suharyanto memberikan penjelasan tentang pangsa pasar pelumas di Bangkok, Thailand, Jumat (13/11). (Foto antarasumsel.com/15/Indra Goeltom)

....Di samping ekspor finish produk Pertamina Lubricants juga melaksanakan ekspor "base Oil" ke berbagai negara di kawasan Asia Pacifik dan Asia Barat....
Palembang (ANTARA Sumsel) - PT Pertamina (Persero) adalah perusahaan badan usaha milik negara yang bergerak di sektor hulu dan hilir minyak bumi dan gas selama ini terkesan menjadi "jago kandang" karena belum banyak mengembangkan penetrasi pasar ke luar negeri.

Pertamina dengan produk hilirnya terutama pelumas berkembang pesat di dalam negeri, meski bersaing secara kompetitif produk asing yang masuk ke pasar Indonesia namun belum mengalahkannya.

Berbagai jenis produk pelumas Pertamina menguasai pasar dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan otomotif dan industri seperti fastron, prima XP, mesran, meditran, Pertamina AFF, Rored, enduro, mesrania, dan grease/gemuk.

Pertamina sebagai perusahaan plat merah tidak mau lagi menjadi "jago kandang" setidaknya harus mampu bersaing di Asia Tengggara seperti Petronas milik Malaysia yang terus mengembangkan sayap baik hulu maupun hilir di luar negeri.

Agar mampu bersaing di pasar internasional, PT Pertamina melalui anak perusahaannya Pertamina Lubricants pada 2014 mengakuisisi satu perusahaan pelumas di Bangkok, Thailand dengan pangsa pasar utama selain Thailand juga kawasan Indochina seperti Kamboja, Laos, Myanmar, dan Banglades.

Direktur PT Pertamina Lubricants Thailand Budhi Suharyanto ketika menerima kunjungan para distributor pelumas Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan pemimpin redaksi media cetak di Bangkok, Thailand, Jumat (13/11), mengatakan Pertamina mengakuisisi perusahaan pelumas Thailand yaitu Amaco guna mengembangkan bisnisnya di luar negeri.

Pertamina Lubricants Bangkok Thailand memproduk pelumas yang diberi nama amaco dan fastron. Sasaran pasar di Thailand untuk sementara di bidang otomotif.

Budhi Optimistis pangsa Pertamina Lubricants Thailand ini akan mencapai target dan mampu bersaing dengan produk pelumas lokal dan asing.

"Saya optimistis pangsa pasar Pertamina Lubricants Thailand ini akan mencapai target dan berkembang ke depan, sehingga keberadaan produk Pertamina di luar negeri semakin dikenal dan mampu bersaing dengan produk hilir perusahaan asing. Diharapkan produk Pertamina tidak lagi terkesan jago kandang," katanya.

Budhi didampingi Sr. Supervisor External Relation Marketing Operation Regional II PT Pertamina (Sumbagsel) Alicia Irzanova menambahkan, pangsa pasar Pertamina Lubricants Thailand ke kawasan Indochina dan Banglades terutama di bidang otomotif dengan target 10.500 kiloliter (kl) pada tahun pertama 2015. Sedangkan untuk Thailand 6.600 kl per tahun.

Sementara kapasitas terpasang produksi pabrik Pertamina Lubricants Thailand saat ini terus dikembangkan pembangunan infrastruktunya baru mencapai 6.600 kl per tahun, kapasitas tangki timbun 1.600 kl (19 unit tangki) dan tangki blanding 200 kl sehuingga total 14 unit.

Ia menjelaskan, pasar ekspor ke negara Indochina ini selain mudah dijangkau dengan darat dan laut juga soal perizinan yang diberikan pemerintah Thailand amat cepat dan efisien.

Kemudahan mendapat berbagai izin pengembangan usaha oleh pemerintah Thailand karena PT Pertamina Lubricants di Bangkok ini sebagian besar mempekerjakan tenaga lokal baik di bidang pemasaran, administrasi maupun tenaga di pabrik.

Para distributor pelumas terbaik dari wilayah operasional Pertamina regional II Sumbagsel bak gayung bersambut agaknya juga berkeingingan mengembangkan pasar internasional jika diberikesempatan dan kemudahan untuk itu.

"Saya rasa para distributor pelumas Pertamina di Sumbagsel bisa saja mengembangkan jaringan ekspor asal diberikan kesempatan, kepercayaan dan kemudahan," kata Ali, salah seorang distributor pelumas Pertamina dari Kepulauan Bangka Belitung.

Menurut dia, pengusaha swasta nasional akan mampu bersaing di luar negeri jika masalah-masalah birokrasi yang panjang di dalam negeri dapat dipangkas.

"Birokrasi yang panjang dan pengeluaran-pengeluaran yang terkadang tidak terduga membuat sebagian para pengusaha itu mengalami kelesuan, sehingga terimbas juga terhadap kesejahteraan karyawaan perusahaan," katanya.

Lebih lanjut Budhi menjelaskan, bisnis hilir anak perusahaan PT Pertamina Lubricants ini dalam lima tahun terakhir telah memasarkan produk pelumasnya ke pasar internasional.

Ini merupakan salah satu langkah strategis yang dilakukan anak usaha PT Pertamina yang resmi berdiri dua tahun lalu ini dengan mengakuisisi 75 persen kepemilikan perusahaan Amaco Production Co Ltd, produsen pelumas di Bangkok Thailand pada Desember 2014.



Berganti nama

Amaco pada awal 2016 akan secara resmi berganti nama menjadi Pertamina Lubricants Thailand Co Ltd merupakan pijakan bisnis yang sangat penting bagi Pertamina untuk secara signifikan meningkatkan penetrasi pasar Pelumas di Thailand maupun Indochina.

Setelah setahun beroperasi di bawah kepemilikan PT Pertamina Lubricants, perusahaan ini telah berhasil meningkatkan kinerja secara signifikan baik kinerja operasional maupun finansial sehingga produk-produk pelumas untuk pasar Indochina yang sebelumnya dikirim dari Jakarta mulai tahun depan akan siap diproduksi di Thailand.

Dengan memiliki fasilitas produksi dan organisasi pemasaran yang langsung beroperasi di jantung wilayah Indochina maka Pertamina Lubricants Thailand menargetkan peningkatan penjualan pelumas di Indochina dari posisi saat ini sekitar 4 juta liter per tahun menjadi 12 juta liter dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Selain fokus di pasar pelumas Indochina PT Pertamina Lubricants juga makin serius menggarap pelumas ekspor khususnya di negara-negara Asia Pasific dengan memiliki potensi pertumbuhan pelumas yang tinggi seperti Malaysia, Vietnam, Philipina, Jepang, Australia dan China, dan negara Afrika yaitu Afrika Selatan dan Nigeria, serta Timur Tengah terutama Yaman.

Ini dilakukan Pertamina juga sebagai upaya menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang saat ini mulai bergulir, kata Direktur Pemasaran PT Pertamina Ahmad Bambang.

Menurut dia, disamping ekspor finish produk Pertamina Lubricants juga melaksanakan ekspor "base Oil" ke berbagai negara di kawasan Asia Pacifik dan Asia Barat.

Untuk menunjang bisnis pelumas otomotif dan industri serta base oil untuk pasar domestik dan internasional, PT Pertamina Lubricants di sektor hilir ini memiliki tiga unit produksi di Gresik, Cilacap, dan Jakarta serta satu unit produksi di Thailand dengan total kapasitas lebih dari 460 juta liter per tahun.

Berbekal pengalaman Pertamina menjalankan bisnis pelumas yang ditunjang dengan sumber daya, teknologi, finansial, fasilitas produksi yang handal maka produknya juga telah mendapatkan pengakuan dunia internasional dari badan-badan uji pelumas internasional seperti API, ACEA, JASO, dari perusahaan manufaktur seperti Daimler Chrysler, Toyota, Honda, Suzuki dan Lamborghini.

Dengan kapabilitas yang dimiliki Pertamina Lubricants tersebut maka diharapkan anak usaha PT Pertamina ini akan masuk dalam 20 besar berkelas dunia, sehingga tidak lagi menjadi perusahaan "jago kandang".