IBI Muba komitmen turunkan angka kematian ibu

id ikatan bidan indonesia, ibi muba, bidan, ibu, anak, angka kematian ibu

IBI Muba komitmen turunkan angka kematian ibu

Ilustrasi. (ANTARA/M Agung Rajasa)

Musi Banyuasin, Sumsel, (ANTARA Sumsel) - Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan berkomitmen membantu Dinas Kesehatan setempat menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian Bayi (AKB) pada 2016 ini.

Komitmen tersebut dituangkan dalam penandatanganan komitmen bersama pengurus dan anggota IBI serta Kepala Dinas Kesehatan kabupaten setempat, kata Ketua IBI Cabang Musi Banyuasin Sumarmi, di Sekayu, Kamis.

Menurut dia, angka kematian ibu dan bayi di kabupaten ini dan secara nasional hingga penghujung 2015 masih relatif tinggi.

Untuk meminimalkan AKI dan AKB pada tahun ini, sesuai dengan tugas fungsinya, bidan yang tersebar hingga pelosok desa akan memaksimalkan kegiatan pemeriksaan kesehatan ibu selama masa kehamilan, pertolongan persalinan, serta perawatan bayi pascapersalinan, katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Musi Banyuasin dr. Sriwijayani mengatakan bahwa guna menekan angka kematian ibu (dan bayi di Bumi Serasan Sekate ini, program Antenatal Care (ANC) terpadu yang elah dilaksanakan selama ini akan lebih digalakkan pada tahun ini.

Sesuai arahan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan, angka kematian ibu dan anak harus terus ditekan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.

Program ANC yang merupakan pelayanan antenatal atau pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya secara komprehensif dan berkualitas yang dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir akan lebih digalakkan lagi.

Jenis pelayanan antenatal terpadu, seperti anamnesis yakni menanyakan keluhan dan masalah yang dirasakan ibu hamil hingga kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada kehamilan.

Pemeriksaan pelayanan antenatal terpadu yang dilakukan secara rutin pada masa-masa tertentu mulai dari usia kehamilan trimester I sampai trimester III.

Penanganan dan tindak lanjut kasus berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan, pencatatan hasil pemeriksaan antenatal terpadu serta komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang efektif.

"Pemeriksaan kesehatan ibu selama masa kehamilan, baik untuk keadaan normal maupun komplikasi, serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan berperan penting dalam menekan angka kematian ibu," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa pelayanan ANC terpadu bertujuan memenuhi hak setiap ibu hamil untuk memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.

Pemeriksaan antenatal berkualitas sesuai dengan standar yang terdiri atas timbang dan ukur berat badan, mengukur tekanan darah, nilai status gizi, mengukur TFU, menentukan persentase janin, skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi TT bila diperlukan, pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan laboratorium, merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi, dan konseling, ujar Sriwijayani.