Jelang melaut, nelayan perbaiki jaring

id nelayan, melaut, perbaiki jaring, nelayan 2 ulu,

Jelang melaut, nelayan perbaiki jaring

Seorang perajut jaring asal Tegal memperbaiki jaring nelayan di Pangkalan Kapal 2 Ulu, Palembang, Selasa. (Foto Antarasumsel.com/Dolly Rosana/16)

...Nanti sekitar tanggal 25 Februari atau biar mudah diingat setelah perayaan Imlek, baru nelayan melaut lagi karena ombak biasanya sudah dibawah 4 meter...
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Sejumlah pemilik kapal penangkap ikan yang bersandar di pangkalan kawasan 2 Ulu, Palembang, memperbaiki jaring untuk persiapan melaut ke Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau pada akhir Februari 2016.

Kepala Gudang Ikan CV Putri Salju Aning di Palembang, Selasa, mengatakan para pemilik kapal ini memperkerjakan sekitar delapan orang perajut jaring asal Tegal, Jawa Tengah, sejak akhir bulan lalu.

"Sejak bulan Desember, nelayan tidak melaut karena ombak di atas 4 meter. Waktu libur ini dihabiskan untuk memperbaiki kapal dan membuat jaring baru. Ini sudah menjadi rutinitas tahunan," kata Aning yang dijumpai di dermaga.

Ia mengatakan, saat ini para kapten kapal sedang berlibur untuk melepaskan penat setelah melaut kurang lebih selama 10 bulan, sehingga pengawasan perbaikan jaring ini diserahkan ke bagian gudang ikan.

"Nanti sekitar tanggal 25 Februari atau biar mudah diingat setelah perayaan Imlek, baru nelayan melaut lagi karena ombak biasanya sudah dibawah 4 meter," tutur dia.

Ia mengemukakan, dalam satu kali melaut, nelayan membutuhkan waktu tiga hari untuk sampai di Kepulauan Natuna.

Kemudian kegiatan menangkap ikan dilakukan sekitar satu bulan sampai mendapatkan minimal 15 ton ikan sarden (ikan spesies dari famili Clupeidae yang hidup di kedalaman lebih dari 1.000 meter).

Ikan ini kemudian di pasok di sejumlah pasar tradisional Kota Palembang hanya untuk memenuhi kebutuhan warga setempat, atau tidak dikirim ke kabupaten/kota sekitar.

"Setelah dapat ikan, nelayan akan kembali ke pangkalan, dan melaut lagi setelah beristirahat satu atau dua hari dengan membawa sekitar 25 awak kapal," paparnya.

Darto, salah seorang perakit jaring mengatakan sudah menekuni pekerjaan ini sejak 15 tahun lalu. Dalam setiap tahun ia berpindah tempat yakni di Pelabuhan Muara Angke dan Pelabuhan Muara Baru (Jakarta), dan di Palembang sesuai dengan permintaan cukong kapal.

"Saya di Palembang biasanya bekerja untuk hitungan 25 hari, mengerjakan jaring secara borongan bersama teman-teman untuk tiga kapal dengan biaya 20 juta. Jika dihitung, pulang ke Jawa nanti bawa uang Rp6 jutaan," ungkapnya.

Menurutnya, dalam perakitan jaring yakni penyambungan jaring satu dengan jaring lainnya dengan cara dijahit tangan, dibutuhkan ketekunan dan ketelitian.

"Mungkin jika dilihat sepintas terlihat mudah karena hanya menyambung-nyambungkan saja lembar per lembar jaring. Tapi, sebenarnya ini cukup sulit karena untuk satu jaring komplit (berat 15 ton) terdiri 100 lembar jaring yang harus disambungkan (dijahit)," imbuhnya.

Sementara itu, sebanyak delapan kapal berkapasitas 30-50 GT terlihat bersandar di pangkalan dermaga 2 Ulu.