Pengrajin kain khas Sumsel "tajung" kekurangan modal

id kain songket, blongsong, tajung, tenun

Pengrajin kain khas Sumsel "tajung" kekurangan modal

Muslimin, salah seorang penenun kain blongket di kawasan Tuan Kentang, Kertapati, Palembang. (Foto Antarasumsel.com/16/Dolly Rosana)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Sejumlah pengrajin tenun kain khas Sumatera Selatan yakni kain tajung jenis blongsong dan blongket kekurangan modal untuk persediaan memasok barang dalam rangka menyambut Asian Games ke-18 tahun 2018.

Ketua Komunitas Wirausaha Muda Kampung (Kowum) Kain Tuan Kentang Syarifuddin di Palembang, Selasa, mengatakan, penenun sangat ingin memanfaatkan momentum Asian Games 2018, tapi untuk menyetok barang dalam jumlah banyak terkendala modal.

"Bisnis kain ini tidak mudah, modalnya hingga empat lapis yakni untuk benang, tenaga kerja, stok, dan kebutuhan sehari-hari. Jika dialokasikan untuk menyetok dari sekarang maka akan menggangu aliran modal lain," kata Syarifuddin.

Saat dijumpai di sentra kain tenun Tuan Kentang, Kelurahan Kertapati, Syarifuddin mengatakan perwakilan dari pemerintah sudah beberapa kali menyampaikan peluang usaha saat Asian Games.

Namun, pengrajin merasa kesulitan jika harus meminjam ke bank karena khawatir akan menggangu aliran uang dalam bisnis secara keseluruhan mengingat harus menyisihkan lagi untuk membayar pinjaman.

"Ini yang sedang dicarikan solusinya diantara kawan-kawan anggota komunitas, apakah membentuk koperasi kedepannya atau bagaimana. Saat ini, para anggota komunitas terdiri dari 14 penenun tajung, blongsong, blongket, dan jumputan masih dalam periode pengutan internal," katanya.

Abdurahman, anggota Kowun lainnya, mengatakan sementara ini sudah ada kesepakatan diantara pengrajin untuk mulai menyetok kain setidaknya satu lembar dalam satu pekan terkait dengan momen Asian Games.

"Sudah ada komitmen untuk mulai menyetok, tapi alangkah lebih baiknya jika ada pemodal besar yang tertarik melirik bisnis ini," ujarnya.

Saat ini wirausaha yang khusus membuat kain tenun tajung, blongsong, blongket (blongsong motif songket), blongket tabur emas (ada variasi benang emas) di kluster Tuan Kentang berjumlah delapan orang.

Dari jumlah tersebut diperkirakan produk kain tenun yang dihasilkan setiap pekan berjumlah 450 lembar dan sejauh ini selalu terserap oleh pasar.

Satu lembar kain biasanya dikerjakan selama dua hari oleh seorang tenaga kerja.