BI : Waspadai peredaran uang palsu

id BI, penukaran uang, bank indonesia, BI

BI : Waspadai peredaran uang palsu

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan Hamid Ponco Wibowo (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly/15/)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah VII Sumatera Selatan Hamid Ponco Wibowo mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap peredaran uang palsu yang ditengarai meningkat menjelang Lebaran.

"Masyarakat diimbau jangan lengah karena momen ini kerap dimanfaatkan oknum tak bertanggungjawab," kata Ponco di Palembang.

Ia mengemukakan BI mencatat hingga Juni terdapat 1.443 lembar uang palsu atau mengalami penurunan di Sumsel jika dibandingkan periode yang sama yang mencapai 2 ribu lembar.

Sekalipun terjadi penurunan tapi perlu dicatat bahwa sepanjang Januari-Mei 2016 terdapat 1 juta lembar uang palsu yang beredar secara nasional atau masih menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan.

Pada 2014, jumlah uang palsu beredar sebanyak sembilan lembar dari 1 juta lembar uang yang beredar, 2015 menjadi 21 lembar uang palsu, dan Januari hingga Mei terdapat lima lembar dari 1 juta lembar uang yang beredar.

"Peringatan BI ini cukup beralasan karen apekan lalu muncul berita kerterlibatan aparat dalam peredaran uang palsu. Untuk itu sangat penting kiranya meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai ciri-ciri uang palsu," kata dia.

BI aktif mengedukasi masyarakat dengan mendatangi sekolah-sekolah, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi untuk mengenalkan cara cepat dan efektif mengenali uang palsu, melalui metode 3D (Dilihat, Diraba, dan Diterawang).

"Bagi masyarakat juga diminta keaktifannya dengan melaporkan ke polisi jika mengedus ada peredaran uang palsu," kata dia.

Selain itu BI juga mengoptimalkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang menjadi salah satu upaya menekan peredaran uang palsu.

"Saatnya mengurangi penggunaan uang dan beralih pada uang elektronik (kartu). Jika masyarakat banyak yang menggunakannya maka secara tidak langsung akan mengurangi penggunaan uang kartal, dan akhirnya peredaran uang palsu dapat ditekan," ujar dia.

Sementara itu, BI memperdiksi bahwa kebutuhan uang tunai selama Ramadan dan Idul Fitri pada 2016 ini diperkirakan bakal meningkat 14,5 persen jika dibandingkan tahun lalu.

BI merinci kebutuhan uang tunai mencapai Rp160,4 triliun atau meningkat dari tahun lalu yakni Rp149 triliun, sedangkan transaksi nontunai meningkat 6-7 persen.